Network
PR TASIKMALAYA - Ancaman nuklir Korea Utara (Korut) semakin nyata. Sudah puluhan kali negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un tersebut telah melakukan uji coba peluncuran Rudal Balistik Antar Benua atau ICBM sejak akhir tahun 2022 lalu sampai sekarang.
Provokasi sepihak tersebut yang dipandang oleh negara tetangganya yaitu Korea Selatan (Korsel) membuat ketegangan di Semenanjung Korea semakin panas.
Ditambah latihan militer gabungan yang diadakan oleh Korsel akhir bulan lalu membuat Korut berpikir bahwa Amerika Serikat akan melancarkan invasi ke negaranya.
Di bawah ancaman nuklir Korut yang semakin nyata, Gabungan Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat direncanakan akan menggelar perundingan rutin demi melindungi ancaman senjata nuklir dari Korea Utara, seperti yang dilansir dari PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Website resmi ANTARA NEWS pada Jumat, 3 April 2023.
Baca Juga: Rusia Genjot Produksi 1500 Tank, Dmitry Medvedev: Kiamat Nuklir Semakin Dekat
Baru-baru ini Pyongyang telah meluncurkan hulu ledak nuklir taktis Hwasan-31 ke perairan laut Jepang. Hal inilah yang menurut Amerika Serikat (AS) perlu untuk segera mengadakan dialog demi meningkatkan kerjasama keamanan di Semenanjung Korea.
Perundingan yang direncanakan akan dilakukan minggu depan.
"Saya akan memimpin perwakilan korsel, sementara Eli Ratner, asisten menteri pertahanan urusan keamanan indo-pasifik, dan Siddharth Mohandas, wakil asisten menteri pertahanan urusan Asia Timur akan memimpin delegasi AS," Kata Wakil Menteri Kebijakan Pertahanan Korsel, Heo Tae Kun.
Kim Jong Un yang bersikeras akan lebih memperkuat dan memperbesar persenjataan nuklir tersebut, membuat ketegangan di kawasan Asia Pasifik semakin panas. Kim terus membanggakan Kekuatan nuklirnya bahwa senjata pemusnah massal miliknya tersebut akan mampu meluluhlantakkan daratan AS.
