Mulai Alami Krisis Kelahiran, Sekolah di Kota-kota Kecil Korea Selatan Tak Dapat Siswa Baru Tahun Ini

- 3 Maret 2023, 20:19 WIB
Ilustrasi - Sekolah di kota kecil Korea Selatan tak dapat siswa sama sekali tahun ini akibat krisis kelahiran.
Ilustrasi - Sekolah di kota kecil Korea Selatan tak dapat siswa sama sekali tahun ini akibat krisis kelahiran. /REUTERS/Kim Hong-Ji/

Untuk diketahui di beberapa provinsi yang ada di Korea Selatan, jika dalam satu kelas terdiri kurang dari empat siswa, maka ruang kelasnya akan digabungkan menjadi satu.

Misalkan kelas 1 dan kelas 2, akan digabungkan menjadi satu kelas.

Bahkan ada beberapa sekolah dasar di kota kecil Korea Selatan, yang tahun ini sama sekali tidak menerima satu siswa pun.

Menurut informasi dari kantor Pendidikan Gangwon-do, ada sekitar 20 sekolah dasar di provinsi itu tanpa siswa tahun ini, termasuk sekolah cabang seperti SD Yangyang Hyeonseong, SD Samcheok Shindong, SD Pyeongchang Bangrim dan SD Jeongseon Yeoryang.

Baca Juga: Tes IQ: Bisa Lihat Kesalahan dalam Gambar? Cuma Orang Jeli yang Berhasil Cepat Mengenalinya

Ada lebih dari 20 sekolah yang murid barunya hanya satu orang, seperti SD Gusong.

Tercatat bahwa jumlah siswa sekolah dasar mengalami penurunan, tahun lalu jumlah siswa SD di provinsi itu 71.530, tapi tahun ini terhitung 69.523.

Dengan demikian, jumlah tersebut menurun sebanyak 2.007 siswa dibandingkan tahun sebelumnya.

Seorang pejabat dari dinas pendidikan provinsi Gangwon-do, Korea Selatan mengatakan bahwa itu dipengaruhi oleh angka kelahiran di Korea Selatan yang mulai rendah.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Tempat Healing yang Instagramable di Tasikmalaya, Dijamin Bikin Fresh Otak Deh!

"Bisa dimengerti kenapa jumlah siswa sekolah dasar di sini menurun, itu karena tingkat kelahiran yang rendah di Korea Selatan. Khususnya, tidak ada anak di daerah pedesaan. Hal ini biasa terjadi di sekolah pedesaan untuk menawarkan kursus khusus," ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa ada peribahasa bahwa lebih baik mengumpulkan uang untuk memperkaya diri, daripada harus membesarkan seorang anak.

"Ada juga sebuah lelucon bahwa lebih baik menyimpan uang dan pergi ke kota yang gemerlap di akhir hidup, daripada menggunakan uang itu untuk membesarkan anak. Ditambah lagi dengan tingkat kelahiran seperti memberikan tunjangan pajak," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Allkpop


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x