Network
Akan tetapi hal yang sama tidak berlaku untuk para rakyat yang sengaja melanggar aturan khusus demi kelancaran hari pernikahan Putri kesayangan mereka.
Pelanggaran ini dilakukan semata-mata agar sang Putri bisa memakai gaun pengantin yang layak di hari pentingnya.
Usai Perang Dunia II berakhir, perekonomian Inggris yang dalam kondisi luar biasa buruknya membuat segala sesuatu jadi dibatasi dengan sistem kupon. Termasuk untuk pembuatan gaun di mana gaun biasa saja memakan 11 kupon.
Pada tahun 1946, orang dewasa di Inggris masing-masing hanya diberi jatah 24 kupon padahal ketika sistem kupon pertama kali diberlakukan, sedikitnya mereka bisa mendapatkan 66 kupon.
Baca Juga: Link Nonton Anime One Piece Episode 1014 Sub Indo: Deklarasi Mengerikan Kaido dan Big Mom!
Dengan jatah kupon yang makin sedikit, rakyat khawatir Putri Elizabeth tidak akan bisa memiliki gaun pengantin yang layak untuk pernikahannya dengan Letnan Philip Mountbatten.
Alhasil, rakyat Inggris berbondong-bondong mengirimkan jatah kupon mereka ke Istana Buckingham.
Mengirimkan kupon mungkin bukan aksi kejahatan tetapi jika sampai sang Putri memakainya untuk kepentingan pernikahannya, maka ia bisa dianggap sebagai kriminal dan diperkarakan.
Mau tidak mau, pihak istana pun mengembalikan kupon-kupon yang sudah diterima. Hanya sebanyak 200 kupon lebih saja yang pada akhirnya diizinkan pemerintah Inggris untuk dipakai oleh sang Putri supaya ia bisa membuat gaun pengantin dari desainer Norman Hartnell.
Baca Juga: Apakah Orang yang Memiliki IQ Tinggi Lebih Sukses dalam Kehidupannya? Berikut Penjelasannya
