Network
PR TASIKMALAYA – Gerakan Republik di Australia makin menjadi dengan semakin panasnya isu yang berkembang seputar keluarga Kerajaan Inggris tak lagi dianggap pantas untuk dijadikan panutan negara.
Ahli ilmu politik asal Australia, Profesor Jenny Hocking menilai bahwa keluarga Kerajaan Inggris memang sudah tidak pantas lagi dijadikan panutan Negeri Kangguru dan seharusnya Australia berganti menjadi Negara Republik saja.
Hari ini, 26 Januari 2022, masyarakat Negeri Kangguru merayakan Hari Nasional Australia yang menandai pijakan pertama di Sydney Cove serta dikibarkannya Union Flag oleh seorang perwira angkatan laut Inggris bernama Arthur Philip.
Peristiwa bersejarah yang terjadi di Port Jackson 234 tahun lalu ini menandai berkuasanya Kerajaan Inggris atas Australia yang kala itu masih terbagi ke dalam enam wilayah yaitu New South Wales, Victoria, Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, dan Tasmania.
Meski saat ini Negeri Kangguru sudah memiliki pemerintahannya sendiri, tetapi jabatan kepala negara masih diisi oleh Ratu Elizabeth II selaku pemimpin Kerajaan Inggris.
Setelah beberapa tahun berlalu dan Kerajaan Inggris makin marak diterpa skandal, masyarakat Australia mulai berpikir kenapa mereka tidak bisa menjadi negara Republik yang dipimpin seorang presiden saja.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Express, pemikiran soal ingin menjadi negara Republik ini kabarnya bukan pertama kali terjadi pada tahun 2021 hingga saat ini melainkan sudah pernah terjadi pada tahun 1999.
Baca Juga: Prediksi Australia vs Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 27 Januari 2022: H2H dan Line Up
