Picu Pro dan Kontra, Pemerintah India Berencana Naikkan Usia Minimum Pernikahan bagi Perempuan

- 17 Desember 2021, 20:16 WIB
Ilustrasi pernikahan orang India - Pemerintah India merencanakan untuk menaikkan usia minimum pernikahan perempuan yang memicu banyak pro dan kontra.
Ilustrasi pernikahan orang India - Pemerintah India merencanakan untuk menaikkan usia minimum pernikahan perempuan yang memicu banyak pro dan kontra. /Pixabay.

PR TASIKMALAYA – Pemerintah India telah menyetujui proposal untuk menaikkan usia minimum pernikahan bagi perempuan dari 18 menjadi 21.

Akan tetapi, aktivis hak-hak perempuan di India khawatir langkah itu dapat menyebabkan bencana nyata.

Keputusan untuk menaikkan usia dibuat selama rapat kabinet. Saat ini, usia minimum menikah di India untuk pria adalah 21 tahun dan 18 tahun untuk wanita.

Setelah persetujuan kabinet India, pemerintah kemungkinan akan memperkenalkan amandemen Undang-Undang Larangan Pernikahan Anak 2006.

Baca Juga: Kuburan Massal Polisi 'Korban ISIS' Ditemukan di Irak, 11 Jasad Dievakuasi

Selama pidato Hari Kemerdekaannya pada Agustus tahun lalu, Perdana Menteri Narendra Modi menyebutkan proposal tersebut.

Ia dengan mengatakan bahwa pemerintah terus-menerus memperhatikan kesehatan anak perempuan dan wanita.

“Untuk menyelamatkan anak perempuan dari kekurangan gizi, mereka harus menikah pada usia yang tepat,” kata Modi, seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera.

Awal tahun ini, ratusan gadis dari negara bagian utara Haryana, yang memiliki salah satu rasio gender perempuan dan laki-laki terendah di antara negara bagian India, telah menulis surat kepada Modi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 18 Desember 2021: Aries, Taurus dan Gemini Akan Menikmati Kesuksesan Besar di Bidang ini

Mereka mendesaknya untuk menaikkan usia pernikahan dari 18 menjadi 21.

Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam pidato anggaran federal pada Februari tahun lalu mengatakan keputusan itu penting dan akan dipertimbangkan.

“Seiring kemajuan India lebih jauh, peluang terbuka bagi perempuan untuk mengejar pendidikan dan karir yang lebih tinggi,” ujarnya.

“Ada keharusan untuk menurunkan AKI (angka kematian ibu) serta perbaikan tingkat gizi. Seluruh masalah tentang usia seorang gadis yang memasuki masa ibu perlu dilihat dari sudut pandang ini,” ia menambahkan.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Orang yang Dirasa Paling Sukses, Jawabannya akan Tentukan Karakter Kamu

Gugus tugas tingkat tinggi mendukung proposal tersebut, merekomendasikan bahwa seorang wanita harus berusia minimal 21 tahun pada saat kehamilan pertamanya.

Menurut laporan PBB tahun 2017, India sedang berjuang untuk menghentikan pernikahan anak dan meningkatkan kesehatan para ibu.

Laporan itu mengatakan sebanyak 27 persen gadis India menikah sebelum mereka berusia 18 tahun.

Ranjana Kumari, direktur Pusat Penelitian Sosial yang berbasis di New Delhi, mengatakan dia menyambut baik keputusan pemerintah, menambahkan bahwa dia ingin usia pernikahan untuk kedua jenis kelamin sama.

Baca Juga: Soroti Kasus Lili Pintauli, Novel Baswedan: Justru Melihat Perbuatan Pimpinan...

“Saya menyambut baik keputusan itu. Sekarang tanggung jawab pemerintah dan partai politik harus mulai bekerja untuk mengubah pola pikir di masyarakat karena itu tidak akan terjadi hanya dengan membuat undang-undang,” tuturnya.

“Kita perlu memastikan bahwa anak perempuan menyelesaikan pendidikan mereka, mereka harus bekerja jika mereka ingin bekerja,” ia memegaskan.

Namun, para feminis dan aktivis hak-hak perempuan mengecam langkah itu, dengan mengatakan itu akan menjadi bencana bagi perempuan.

“Akan menjadi bencana jika mereka menganggap semua pernikahan sebelum 21 sebagai tidak sah,” kata aktivis terkemuka dan pengacara hak-hak perempuan Flavia Agnes.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Gambar Ini untuk Mengetahui Keberadaan Jiwa Pemimpin dalam Diri Anda

“Bahkan sekarang, begitu banyak gadis yang menikah bahkan sebelum usia 18 tahun. Mereka hamil pada usia 13, 14 dan 15 tahun. Sekarang Anda akan meningkatkannya menjadi 21, itu akan menjadi bencana yang nyata,” ungkapnya.

Di pedesaan, kata Agnes, anak perempuan dinikahkan pada usia dini.

“Orang tua tidak ingin membiarkan mereka di rumah karena bahaya pemerkosaan atau kawin lari.”

Sebagai tanggapan, Kumari mengatakan kelompok feminis radikal telah menentang menaikkan usia pernikahan bagi perempuan dari awal.

Baca Juga: Persyaratan Peserta SNMPTN 2022, Apa Saja yang Harus Disiapkan? Simak Selengkapnya!

“Saya tidak berpikir itu bencana. Saya pikir ini adalah peluang tetapi satu-satunya masalah adalah perlu dikampanyekan dengan benar dan kesadaran perlu dibangun di komunitas dan masyarakat untuk menerima ini sebagai norma,” katanya.

“Ini adalah cara terbaik untuk menghapus pernikahan anak,” pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah