Junta Myanmar Tangkap 18 Petugas Medis yang Merawat Anggota 'Organisasi Teroris'

- 24 November 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi. Junta militer Myanmar tangkap 18 petugas medis.
Ilustrasi. Junta militer Myanmar tangkap 18 petugas medis. /REUTERS/Stringer

PR TASIKMALAYA - Junta Militer Myanmar menangkap 18 petugas medis karena memberikan perawatan kepada pasien yang menjadi anggota "organisasi teroris", kata surat kabar pemerintah pada Rabu, 24 November 2021.

Anggota organisasi teroris yang dimaksud militer Myanmar ialah kelompok-kelompok anti-junta yang telah dilarang.

Penangkapan dilakukan militer selama penggerebekan pada Senin di sebuah gereja di Loikaw di negara bagian Kayah timur.

Mereka menemukan 48 pasien yang menerima perawatan, di mana tujuh di antaranya menderita Covid-19.

Baca Juga: Taliban Keluarkan Aturan Baru, Larang Perempuan Masuk Dunia Entertainment

"Sudah diketahui bahwa perawatan medis tidak resmi sedang diberikan kepada orang-orang yang terluka dan pasien dari organisasi teroris," kata Global New Light of Myanmar, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Laporan itu tidak menyebutkan nama organisasi teroris yang dimaksud.

Dikatakan bahwa 18 petugas medis yang ditangkap akan ditangani sesuai dengan hukum.

Baca Juga: Ini Hadiah Pertama Kate Middleton untuk Ratu Elizabeth II Sewaktu Rayakan Natal Bersama!

Diketahui, sistem perawatan kesehatan Myanmar hampir runtuh sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta 1 Februari.

Banyak pekerja medis bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil.

Mereka menolak bekerja di rumah sakit yang dikelola militer sebagai protes atas aturan junta.

Baca Juga: Simak Pemicu, Gejala, Cara Mengobati dan Mencegah Sakit Kepala Migrain

Banyak fasilitas kesehatan dan pekerja menjadi sasaran pasukan keamanan, menurut kelompok hak asasi manusia.

Meski begitu, militer telah mengimbau para dokter untuk kembali bekerja.

Empat dokter, empat perawat dan 10 pembantu perawat yang ditangkap di gereja itu sebelumnya telah didakwa dengan hasutan atas penolakan mereka untuk bekerja, kata laporan itu.

Baca Juga: Wanita Ini Selamat Meski Pisau Bersarang di Hidungnya, Polisi Sebut Berawal dari Perselisihan Rumah Tangga

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), hampir 1.300 warga sipil telah tewas dan lebih dari 10.000 ditangkap sejak kudeta.

Junta militer menolak data AAPP tersebut, yang telah dikutip oleh PBB, dan menuduhnya bias.

Seorang juru bicara junta pekan lalu mengatakan 200 tentara tewas dalam konflik tersebut.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah