Penelitian: Strain Varian Lambda Diduga Lebih Menular Dibandingkan Varian Delta

- 1 Agustus 2021, 18:33 WIB
Penelitian menyebut jika Covid-19 varian Lambda lebih ganas dan lebih menular dengan cepat dibandingkan varian Delta.*
Penelitian menyebut jika Covid-19 varian Lambda lebih ganas dan lebih menular dengan cepat dibandingkan varian Delta.* /Fusion Medical Animation/Pexels

PR TASIKMALAYA - Merebaknya Covid-19 yang bermutasi menjadi varian Delta, membuat kekhawatiran bagi dunia.

Pasalnya, Covid-19 varian Delta memiliki karakteristik lebih ganas dan menular dengan sangat cepat.

Diketahui, Covid-19 varian Delta telah menginfeksi beberapa negara besar termasuk Amerika Serikat sehingga mewajibkan penggunaan masker di ruang terbuka.

Baca Juga: Mantan ‘Tukang Jagal’ Nazi Berusia 100 Tahun akan Hadapi Persidangan atas 3.500 Kasus Pembunuhan

Belum usai menangani varian Delta, peneliti menemukan bukti varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya dibandingkan varian Delta.

Varian itu bernama Lambda atau C37, yang pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 lalu.

Sejak itu, varian Lambda telah menyebar sedikitnya ke-29 negara, terutama di Amerika Selatan.

Baca Juga: Ramalkan Sikap Natasha Wilona Jika Diajak Menikah Verrell Bramasta, Marcel Wen: 65 Persen Berpotensi...

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari New Zealand Herald, sementara penelitan tentang strain varian Lambda masih dalam tahap awal, tetapi menunjukkan beberapa fitur utama varian yang membuat ahli khawatir.

Seperti halnya varian Delta, varian Lambda sangat mudah menular dan mengindikasikan tak mempan dari vaksinasi.

Varian Lambda telah menyebar hampir 80 persen menginfeksi di wilayah Peru dan sebabkan kasus Covid-19 di negara itu naik.

Baca Juga: Yatim di Umur 16 Tahun, Raffi Ahmad Ungkap Penyebab Wafatnya sang Ayah Ternyata…

Ahli Mikrobiologi Molekuler Universitas Cayetano Heredia, Lima, Dr Pablo Tsukuyama mengatakan jika indikasi varian Lambda lebih menular.

Ia menambahkan, pengambilan sampel pada Maret 2020 terindikasi 50 persen tingkat penularan, sementara di Peru sampel sebesar 80 persen.

Kenaikan sebesar 50 persen merupakan sebuah indikator awal tentang varian yang lebih menular.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 1 Agustus 2021: Elsa Sadar Hanya Riki yang Sayang, hingga Aldebaran dan Andin Kaget?

WHO pun akhirnya mendefinisikan varian Lambda memiliki karakteristik perubahan genetik seperti penularan, penyakit yang ditimbulkan, dan tentang kekebalan.

Tsukuyama mengatakan tahap awal penelitian mencoba memastikan bagaimana mutasi berdampak pada penularan.

Selain itu, bagaimana mengetahui kemampuan varian Lambda kebal terhadap vaksin, dan tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: NZ Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x