PR TASIKMALAYA - Olimpiade Tokyo 2020 diselenggarakan di tengah kekhawatiran varian Delta Covid-19.
Tentu saja, Olimpiade Tokyo 2020 ini bisa menjadi bumerang para atlet yang membela negaranya masing-masing.
Penyebaran varian Delta Covid-19 dalam pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 pastinya tidak akan terbendung.
Baca Juga: Terkuak! Cinta Laura Ternyata Memiliki 'Ritual' Khusus Setelah Bangun Pagi, Apa itu?
Walaupun telah menerapkan protokol kesehatan, Olimpiade Tokyo 2020 tetap saja terdapat celah kasus atlet yang positif Covid-19.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Arstechnica, atlet basket 3x3 putri asal Amerika Serikat bernama Katie Lou Samuelson mengaku positif Covid-19 setelah melakukan tes.
Selain atlet basket putri asal Amerika Serikat, atlet tenis Coco Gauf yang berasal dari negara sama juga dinyatakan positif Covid-19.
Baca Juga: Dinda Hauw Dapat Hadiah Tas Mahal dari Rey Mbayang, Segini Harganya Ternyata
Akibat pendemi Covid-19 yang tak kunjung mereda, membuat perhelatan Olimpiade musim panas di Tokyo itu menjadi berbeda.
Tidak ada sorak-sorai penonton yang memeriahkan ajang olahraga paling bergengsi itu.
Para atlet yang bertanding tidak sepenuhnya mengeluarkan kemampuannya karena membatasi diri untuk mencegah penularan Covid-19 pada para atlet lain atau kepad warga Jepang pada khususnya.
Parahnya lagi, para atlet beresiko membawa pulang Covid-19 ke negara mereka masing-masing.
Olimpiade seharusnya menjadi simbol kerjasama negara internasional untuk saling unjuk kemampuan olahraganya.
Namun tahun ini justru menjadi episentrum massal di tengah pandemi Covid-19 yang semakin memburuk.
Sebelumnya, wabah virus kolera juga pernah merebak ke berbagai belahan negara ketika pertemuan keagamaan terbesar Kumh Mela di India.
Virus yang berawal dari tepi sungai Gangga di India akhirnya merebak hingga ke Rusia dan Eropa.
Akibatnya, jatuh korban jiwa mencapai satu juta orang meninggal dunia akibat kolera.***