Kerajaan Silla di Korea Pernah Dipimpin Perempuan sebagai Ratu, Simak Informasinya Berikut Ini

- 22 Juni 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi dari Hwarang, prajurit yang dibentuk saat masa Ratu Seondeok masa Kerajaan Korea Selatan waktu silam, Silla.
Ilustrasi dari Hwarang, prajurit yang dibentuk saat masa Ratu Seondeok masa Kerajaan Korea Selatan waktu silam, Silla. /Pixabay/Baekyoungsuk/

PR TASIKMALAYA – Kerajaan Silla di Korea memiliki enam provinsi (pu). Pemerintah Pusat mengangkat pejabat untuk mengatur masing-masing provinsi.

Raja Kerajaan Silla di Korea sendiri sepertinya tidak memiliki kekuasaan besar dibandingkan raja negara tetangga.

Karena mereka berbagi kekuasaan dengan sebuah dewan kecil yang diisi oleh bangsawan (hwabaek).

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Silla di Korea yang Pernah Bentuk Aliansi dengan Dinasti Tang dari Tiongkok

Kerajaan Silla di Korea tidak selalu diperintah oleh raja. Dua ratu pernah memerintah kerajaan ini, yakni Ratu Seondeok (632-647), dan Ratu Jindeok (647-654).

Masa pemerintahan kedua ratu ini ditandai dengan munculnya agama Budha ke permukaan karena menjadi agama resmi Kerajaan Silla di Korea.

Disitat PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Ancient pada Selasa, 22 Juni 2021 Jindeok mengikuti langkah dari sepupunya, Seondeok dalam meneguhkan kedudukan Kerajaan Silla sebagai penguasa Semenanjung Korea.

Baca Juga: Suka Sejarah Korea? Berikut Profil Singkat Kerajaan Silla yang Bersatu

Masa berikutnya akan ada perempuan ketiga yang menjadi Ratu Kerajaan Silla di Korea, Jinseong, berkuasa di tahun 887-898 pada masa Kerajaan Silla Bersatu.

Sebagian besar masyarakat Kerajaan Silla berprofesi sebagai petani yang menggarap lahan masing-masing.

Bangsawan mendominasi posisi administratif negara dengan kekayaan mereka yang datang dari perdagangan serta tanah negara hasil pengelolaan budak.

Budak ini biasanya diambil dari penjara dan juga mantan narapidana.

Baca Juga: Juluki Meghan Markle 'Putri Pinokio', Piers Morgan Dikabarkan Kembali ke Good Morning Britain

Pemuda bangsawan Kerajaan Silla dididik dalam Hwarang, Sistem Anak-anak Bunga. Meskipun diajarkan tentang ajaran kasih sayang, mereka diajarkan juga tentang perang dan heroisme.

Ada tiga kasta dalam sistem sosial Kerajaan Silla, sacred bone (seonggol), true bone (jingol), dan head rank (tupum).

Sistem sosial ini membedakan orang mulai dari warna pakaian yang dapat mereka pakai, kendaraan yang boleh digunakan, ukuran rumah yang harus ditinggali, dan tentunya tidak ada mobilitas sosial vertikal ke atas dalam sistem ini.

Baca Juga: Pangeran Charles Dikabarkan ‘Menolak’ Kepulangan Pangeran Harry ke Inggris

Sangat kaku dan para ahli sejarah memperkirakan ini adalah salah satu faktor dari runtuhnya Kerajaan Silla.

Kesenian dari masa Kerajaan Silla yang terkenal berasal dari emas dan perunggu. Itu didapatkan dari penggalian di berbagai kuburan batu masa Kerajaan Silla.

Ibu kota Silla yang bernama Geumseong juga berarti “Kota Emas”. Tidak hanya mahkota raja, berbagai macam perhiasan, sabuk, sepatu, dan cangkir terbuat dari lapisan emas.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Ancient - World History Encyclopedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah