Laporan diterbitkan oleh Financial Times pada Jumat dan mengutip pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya.
Laporan tersebut mengklaim Lloyd Austin membuat tiga permintaan untuk berbicara dengan Xu Qiliang, anggota Komite Sentral Biro Politik Partai Komunis China (CPC) dan wakil ketua dari Komisi Militer Pusat, tetapi Tiongkok menolak untuk terlibat.
Laporan itu juga menuduh Tiongkok memperumit hubungan bilateral dengan menolak permintaan pembicaraan.
Laporan ini dinilainya tidak benar, dan informasi dari sumber yang dikutipnya tidak akurat, menurut sumber Tiongkok mengatakan kepada Global Times.
Tiongkok dinilai selalu mementingkan hubungan Tiongkok-AS, hubungan militer-ke-militer kedua negara serta pertukaran dan komunikasi antara para pemimpin pertahanan dan militer kedua negara, kata sumber itu.
Baca Juga: Unggah Arya Saloka Pakai Mukena, Putri Anne Diserang Fans Ikatan Cinta
"Ketika Austin menjadi menteri pertahanan AS, Tiongkok mengirim surat ucapan selamat melalui saluran diplomatik militer, di mana Tiongkok menyatakan keinginan positif untuk berkomunikasi dengan AS, mengelola risiko dan tantangan, serta mengembangkan hubungan militer-ke-militer," ungkap sumber tersebut.
Ia menambahkan bahwa Tiongkok juga mengusulkan agar kepala pertahanan kedua negara mengadakan pembicaraan pada waktu yang tepat.
Hal ini menunjukkan tanda eksplisit bahwa Tiongkok telah berusaha untuk mengembangkan hubungan militer dan meningkatkan komunikasi strategis.