Hasil Survei Mengejutkan di Ghana, Mi Instan Asal Indonesia Disebut Penyebab Angka Kehamilan Naik

- 27 Desember 2020, 14:42 WIB
Ilustrasi mi instan, dikabarkan produk Indonesia jadi salah satu penyebab meroketnya angka kehamilan di Ghana.
Ilustrasi mi instan, dikabarkan produk Indonesia jadi salah satu penyebab meroketnya angka kehamilan di Ghana. /Pixabay

PR TASIKMALAYA - Dari hasil survei mengejutkan baru-baru ini, dikeluarkan oleh otoritas Ghana jelang akhir tahun 2020.

Dimana survei tersebut dilakukan oleh Star Ghana Foundation, yang dimana tengah mencari penyebab tinggi angka kehamilan yang terjadi pada para remaja di Ghana.

Pantauan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com datanya cukup mengejutkan karena menunjukkan bahwa mi instan asal Indonesia, Indomie menjadi salah satu penyebab tingginya angka kehamilan yang terjadi di Ghana.

Baca Juga: Soal Terorisme dan Radikalisme, Hendropriyono: Kerja Ideologis Ada di Pundak Gus Yaqut

Sebagaimana Diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul artikel sebelumnya "Mi Instan Asal Indonesia Disebut Jadi Penyebab Angka Kehamilan di Ghana Naik"

Survei ini dilakukan oleh seorang pakar gender dan ketenagakerjaan, Bashiratu Kamal.

Kamal menjelaskan, pandemi Covid-19 yang sedang melanda mengakibatkan angka kemiskinan di Ghana semakin bertambah.

Baca Juga: Dampak Varian Baru Covid-19 di Inggris, Mulai Besok Jepang Larang WNA Masuk ke Negaranya

Hal ini membuat para remaja wanita yang ada di Ghana rela melakukan hubungan seks transaksional dengan pria.

Hubungan seks tersebut ditukar dengan sejumlah barang seperti mi instan Indomie, pulsa seluler, maupun uang.

Bahkan, menurut Kamal, istilah 'indomie' telah diterjemahkan menjadi tawaran untuk transaksi seks, dan dibayar dengan apa pun yang bisa diambil.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak pada Karirnya, Tara Basro: Dipaksa Beristirahat Sama Keadaan

"Orang tua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup. Jadi mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang," ucap Kamal.

Tetapi, Kamal menjelaskan bahwa kemauan untuk melakukan hubungan seks transaksional itu tidak datang dengan sendirinya.

Terkadang ada juga pihak orangtua yang meminta anaknya untuk melakukan hubungan seks transaksional tersebut.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, PBNU Sebut 234 Kiayi dan Tokohnya Meninggal Dunia

"Dalam beberapa kasus, ada masalah 'seks transaksional' di mana beberapa orang tua mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta. Sehingga mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk menghidupi diri sendiri," ujarnya.

Selain karena alasan keuangan, ada satu lagi alasan mengapa orangtua meminta anak-anaknya untuk melakukan hubungan seks transaksional.

Salah satunya adalah, para orang tua percaya bahwa pria yang bercinta dengan anaknya akan membantu putri mereka menuju keadaan yang lebih baik dibanding kondisi sekarang.(Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x