Vaksin Ad26.COV2.S Tengah Dikembangkan, Diklaim Bisa Hasilkan Respon Kekebalan Kuat terhadap Corona

26 September 2020, 17:57 WIB
ILUSTRASI pengujian vaksin.* //Pixabay/ Polina Tankilevitch

PR TASIKMALAYA - Satu dosis vaksin Covid-19 hasil eksperimen JNJ.N Johnson & Johnson menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap virus corona baru dalam uji klinis tahap awal hingga menengah, menurut hasil sementara yang diterbitkan pada hari Jumat, 25 September 2020.  

Vaksin itu disebut Ad26.COV2.S, dapat ditoleransi dengan baik pada dua dosis berbeda.

Satu suntikan dengan pendekatan dua dosis saingan yang sedang diuji oleh Moderna Inc MRNA.O dan Pfizer Inc PFE.N, dapat menyederhanakan distribusi vaksin.

 Baca Juga: Pejabatnya Dibunuh oleh Militer Korea Utara. Menlu Korsel: Upaya Perdamaian Akan Tetap Berjalan

Namun, belum jelas jika orang lanjut usia di salah satu populasi yang paling berisiko terhadap virus, akan bereaksi positif sama seperti orang yang lebih muda yang diberikan vaksin J&J tersebut. 

Uji coba pada hampir 1.000 orang dewasa yang sehat yang dimulai diberikan setelah vaksin J&J ditemukan pada bulan Juli dan mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat.

Berdasarkan hasil saat ini, J&J pada hari Rabu 23 September 2020 memulai uji coba 60.000 orang terakhir, dapat membuka jalan untuk persetujuan regulasi.

Para peneliti dari unit J & J Janssen Pharmaceuticals, mengatakan setelah 29 hari vaksinasi 98% peserta dari data yang tersedia untuk analisis sementara memiliki antibodi penawar, yang melindungi sel dari patogen.

Baca Juga: Pesawat Militer yang Membawa Taruna Angkatan Udara Jatuh di Ukraina dan Menewaskan 22 Orang  

Namun, respon baik dalam tubuhnya hanya dari sejumlah kecil orang , 15 peserta yang berusia di atas 65 tahun, membatasi interpretasi.

Pada peserta yang berusia lebih dari 65 tahun adalah 36% tingkat reaksi yang merugikan dan negatif terhadap tubuh seperti kelelahan dan nyeri otot.

Namun jauh lebih rendah dari 64% yang terlihat pada peserta yang lebih muda hasil menunjukkan positif bagi tubuh mereka. 

Para peneliti mengatakan rincian lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas akan menyusul setelah penelitian selesai.

Baca Juga: Selalu Menyuguhkan Wisata Eksotis, Bali Akan Jadikan Garam Kusamba sebagai Tujuan Wisata Alternatif

“Untuk saat ini, hasilnya membenarkan mengapa lebih banyak penelitian diperlukan dalam jumlah yang lebih besar untuk mencari efek samping yang serius,” Dr. Barry Bloom, seorang profesor di Harvard T.H. Chan School of Public Health yang tidak terlibat dalam uji coba J&J, mengatakan kepada Reuters.

“Secara keseluruhan, vaksin melakukan apa yang Anda harapkan jika Anda memindahkannya ke percobaan Tahap 3,” kata Bloom.***

 
Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler