PR TASIKMALAYA - Senin, 15 Agustus 2022 Departemen Kehakiman mengakui bahwa paspor mantan Presiden Donald Trump diambil oleh agen FBI yang menggeledah rumahnya di Florida minggu lalu.
Senin malam, juru bicara Donald Trump, Taylor Budowich men-tweet tangkapan layar email dari anggota Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman.
Dalam tweet tersebut berisikan pengakuan bahwa biro itu menghapus dokumen perjalanan Donald Trump dari Mar-a-Lago.
"Kami telah mengetahui bahwa agen penyaring menyita tiga paspor milik Presiden Donald Trump, dua kedaluwarsa dan satu paspor diplomatik aktifnya," isi email itu.
Email tersebut menambahkan bahwa biro tersebut akan mengembalikan paspor Donald Trump dan siap diambil pada pukul 2 siang.
Tak hanya itu, ia juga mneyebut bahwa FBI mengikuti prosedur penggeledahan dan penyitaan yang diperintahkan oleh pengadilan.
Hingga FBI mau mengembalikan barang-barang yang tidak perlu disimpan untuk tujuan penegakan hukum.
Donald Trump awalnya menuduh FBI mengambil paspor. Tuduhan eksplosif yang menyarankan penyelidik percaya bahwa dia berisiko melarikan diri.
Baca Juga: Tes Psikologi: Gajah atau Pir? Ketahui Karakter Anda Berdasrakan Gambar Pertama yang Terlihat
Atau menghadapi tuduhan potensial yang akan mencegahnya meninggalkan negara itu.
"Wow! Dalam penggerebekan oleh FBI Mar-a-Lago, mereka mencuri tiga Paspor saya (satu kedaluwarsa), bersama dengan yang lainnya," tulis Trump di media sosialnya.
Ia menyebut hal itu adalah serangan terhadap lawan politik, yang sebelumnya tak pernah terjadi sama sekali.
Namun dalam hal ini, O'Donnell membuat Tweet dengan menyebut bahwa FBI tidak mencuri paspor Donald Trump.
Baca Juga: Tes Psikologi: Bentuk Cermin Mana yang Anda Gunakan? Pilih dan Ketahui Kepribadian Sejati
"BARU: Menurut seorang pejabat DOJ, FBI TIDAK memiliki paspor mantan Presiden Trump. Trump menuduh FBI mencuri tiga paspornya selama penggeledahan di rumahnya di Mar-a-Lago," ungkapnya.
Inventarisasi properti yang diambil dari resor tidak menyebutkan paspor. Meskipun mencatat bahwa agen menyita 27 kotak.
Beberapa di antaranya berisi dokumen rahasia. Dua pengikat foto dan catatan tulisan tangan, di antara barang-barang lainnya.
Surat perintah penggeledahan untuk Mar-a-Lago, menunjukkan bahwa Departemen Kehakiman sedang menyelidiki apakah Trump melanggar tiga undang-undang yang berkaitan dengan catatan resmi.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Rabu, 17 Agustus 2022: RCTI, GTV, MNC TV, dan Indosiar, Ada Film 'Fast and Furious'
Termasuk Undang-Undang Spionase 1917 yang digunakan dalam beberapa tahun terakhir untuk membenarkan sanksi keras, termasuk terhadap pelapor.
Mantan presiden dan sekutunya telah mengecam FBI dan mengatakan serangan itu adalah fase terbaru dari 'perburuan penyihir'.
Perburuan yang sudah berjalan lama. Dimulai dari penyelidikan biro apakah dia berkolusi dengan pemerintah Rusia selama kampanye 2016.
Setelah surat perintah penggeledahan dan inventaris dibuka, Donald Trump mengklaim bahwa dokumen tersebut telah dideklasifikasi dan bahwa pencarian FBI tidak diperlukan.
Donald Trump mengatakan bahwa pihak FBI bisa memilikinya kapan saja mereka mau tanpa harus bermain politik dan membobol Mar-a-Lago.
"Itu di penyimpanan yang aman, dengan kunci tambahan yang dipasang sesuai permintaan mereka. Mereka bisa memilikinya kapan saja mereka mau," tambah Donald Trump.***