Vladimir Putin Tuding Negara Barat Jadi Biang Keladi Konflik Rusia dan Ukraina

8 Juli 2022, 17:02 WIB
Presiden Vladimir Putin menuding negara Barat atas konflik Rusia dan Ukraina yang hingga kini masih berlangsung. /Twitter.com/@KremlinRussia_E

PR TASIKMALAYA - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyampaikan bahwa negara Barat telah menjadi penyebab konflik negaranya dengan Ukraina.

Vladimir Putin juga meminta agar negara Barat bertanggung jawab atas apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Tidak hanya itu, Vladimir Putin juga menuding negara Barat telah melancarkan perang di Ukraina setelah sebelumnya dialamatkan pada Rusia.

Kali ini, Vladimir Putin membantah tudingan dari negara Barat bahwa Rusia telah memulai peperangan di Ukraina.

Baca Juga: Pemimpin G7 Sindir Vladimir Putin, Presiden Rusia Justru Bilang Begini

"Kami diberitahu bahwa kami telah melancarkan perang di Donbass, Ukraina," kata Putin pada 8 Juli 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari TASS.

Putin membantah dengan tegas bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina dipicu oleh negara Barat.

"Tidak, itu dilepaskan oleh negara Barat setelah mengorganisir dan mendukung pengambilalihan bersenjata anti-konstitusional 2014 dan kemudian mendorong dan membenarkan genosida sehubungan dengan orang-orang dari Donbass," jelasnya.

Putin menilai negara Barat telah menghasut dan dinilai bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada hari-hari terakhir ini.

Baca Juga: Dikunjungi Jokowi, Vladimir Putin Ingin Russian Railways Terlibat dalam Pembangunan IKN

"Negara Barat, secara keseluruhan adalah penghasut langsung dan biang keladi perkembangan hari ini," ungkapnya.

Hal itu disampaikan Putin pada pertemuan dengan pimpinan majelis rendah dan pemimpin fraksi parlemen.

"Jika Barat ini ingin memprovokasi konflik untuk pindah ke tahap baru memerangi Rusia, tahap baru menahan negara kita, maka mungkin untuk mengatakan bahwa sampai batas tertentu berhasil," ungkapnya.

Menurutnya, seharusnya Barat memahami bahwa mereka telah kalah sejak awal operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin Bantah Rusia Hambat Ekspor Gandum Ukraina: Mereka Menambang Dekat Pelabuhan

"Karena permulaannya juga menunjukkan awal dari pembongkaran kardinal tatanan dunia ala AS, ini adalah awal," terangnya.

Putin menambahkan bahwa saat ini dunia tengah berada dalam hegemoni AS yang cenderung unipolar.

"Pergeseran dari egosentrisme globalis liberal AS ke dunia yang benar-benar multipolar," lanjutnya.

Presiden Rusia itu menambahkan bahwa dunia multipolar didasarkan pada hukum internasional.

Baca Juga: Jokowi Bertemu Putin, Bahas Budaya hingga Wisata

"Bukan pada beberapa aturan egois yang dibuat seseorang untuk diri mereka sendiri yang tidak memiliki apa pun di belakang mereka kecuali aspirasi untuk hegemoni," ujarnya.

Putin juga menyebut cita-cita unipolar yang diduga diusulkan AS itu merupakan standar ganda yang munafik.

"Bukan pada standar ganda munafik tetapi pada hukum internasional, kedaulatan asli rakyat dan peradaban, atas keinginan mereka untuk mengikuti nasib sejarah mereka, nilai-nilai dan tradisi mereka, untuk membangun kerjasama berdasarkan demokrasi, keadilan dan kesetaraan," bebernya.

Putin menambahkan bahwa pergeseran tatanan dunia sudah mulai berjalan.

Baca Juga: Selesai Bertemu Vladimir Putin, Jokowi Hari Ini akan Bertolak ke Abu Dhabi

"Dan perlu dipahami bahwa tidak mungkin lagi menghentikan proses ini," jelasnya.

Di akhir pidatonya itu, tatanan dunia unipolar ini ditakdirkan untuk gagal.

"Perjalanan sejarah tidak dapat dielakkan dan upaya negara Barat ini untuk memaksakan tatanan dunianya ditakdirkan untuk gagal," tegas Vladimir Putin.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: TASS

Tags

Terkini

Terpopuler