Vladimir Putin Sebut Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina Akan Capai Target 'Mulia'

14 April 2022, 07:24 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin tegaskan bahwa misinya di Ukraina mencapai target 'mulia' di mana berlangsung hampir sebulan lebih. /Kremlin.ru

PR TASIKMALAYA - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengklaim bahwa operasi militernya di Ukraina dikatakan 'berhasil'.

Baru-baru ini, Vladimir Putin juga membantah pembunuhan massal yang terjadi di daerah Bucha, Ukraina.

Sejauh ini, ribuan tentara Rusia dan Ukraina telah menjadi korban dalam operasi militer khusus yang dimulai Vladimir Putin pada akhir Februari lalu.

Vladimir Putin juga mengungkapkan bahwa operasi militer khususnya itu akan berlanjut sampai tujuan 'mulia' tercapai.

Baca Juga: Tes Fokus: Temukan Enam Kata Tersembunyi di Pemancingan Ini, Hanya Orang Teliti dan Cekatan yang Bisa!

Alasannya adalah invasi itu berjalan sesuai rencana meskipun ada perlawanan sengit dari Ukraina dan kerugian besar di antara pasukan Rusia.

"Kami akan mencapai tujuan kami, tidak ada keraguan," kata Putin pada 13 April 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Guardian.

Putin mengungkapkan hal itu saat kunjungan pekerja di kosmodrom Vostochny di bagian timur Rusia.

Pernyataan itu diungkapkan Putin setelah seminggu pasukannya mundur dari daerah utara Ukraina.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Cek Jenis Burung dari Bulan Kelahiran Kamu untuk Ungkap Tentang Kecerdasan Emosional!

"Tujuannya benar-benar jelas dan mulia," ungkapnya.

Kunjungan ke kosmodrom itu menandai ulang tahun ke-61 penerbangan luar angkasa manusia pertama kosmonot Rusia, Yuri Gagarin.

Dalam seminggu terakhir ini, Putin jarang terlihat di ruang publik.

Terakhir, dia menghadiri pemakaman tokoh ultranasionalis, Vladimir Zhirinovsky.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ketahui Pekerjaan yang Cocok dengan Karaktermu Melalui Kartu Berikut Ini

Setelah itu, dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi Rusia, Putin juga menepis tudingan kesaksian Ukraina bahwa pasukannya telah mengeksekusi warga sipil di Bucha.

Banyak yang menuding Putin menjadi penjahat perang bahkan melakukan genosida.

"Ini adalah berita palsu yang sama di Bucha," lanjutnya.

Sejauh ini, belum ada kabar pasti apakah warga sipil di Bucha itu telah dieksekusi oleh pasukan Rusia.

Baca Juga: 10 Negara yang Sangat Cocok Ditinggali oleh Orang Introvert, Salah Satunya Australia

Kasus ini telah membuat Rusia terancam dikeluarkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sementara itu, Ukraina menuduh militer Rusia mengeksekusi warga sipil di Bucha, sebuah kota di luar ibu kota, Kyiv, yang diduduki pasukan Putin selama beberapa minggu.

Negara-negara Barat bekerja sama dengan Ukraina dalam penyelidikan bersama untuk mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang Rusia.

Kemudian Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko menyebut bahwa kekejaman Bucha sebagai 'operasi khusus Inggris', tanpa memberikan bukti.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Bentuk Tangan yang Dimiliki Ungkap Kepribadian Kamu, Salah Satunya Emosional

"Jika Anda memerlukan alamat, kata sandi, nomor mobil, merek mobil tempat mereka tiba di Bucha dan bagaimana mereka melakukannya, FSB (agen mata-mata Rusia) dapat memberikan informasi ini," kata Lukashenko.

Sebelumnya, Lukashenko mengklaim bahwa Ukraina berencana untuk menyerang negaranya.

Terkait sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara Barat pada Rusia, Putin mengatakan bahwa negaranya itu masih menjadi terdepan.

"Sanksinya total, isolasi selesai, tetapi Uni Soviet masih yang pertama di luar angkasa," ungkapnya.

Baca Juga: Tes IQ: Faktanya Salah Satu Wanita ini Orang Sengsara, Bisakah Anda Menemukannya? Kejelian Anda Diuji!

Putin dalam pidato itu kabarnya tampak terbata-bata, tidak seperti biasanya.

Dia juga mengatakan bahwa operasi militer khusus ini terpaksa untuk dilakukan.

"Kami terpaksa melakukan ini, Ukraina mulai berubah menjadi pijakan anti-Rusia. Mereka mulai menumbuhkan nasionalisme dan neo-nazisme. Dan bentrokan dengan kekuatan-kekuatan ini tak terelakkan bagi Rusia," terangnya.

Sementara itu, profesor politik Rusia di King's College London, Sam Green mengatakan bahwa sejak awal Putin telah membingkai tindakan Rusia di Ukraina sebagai 'ancaman eksistensial'.

Baca Juga: Hukum Mimpi Basah dan Keluar Air Mani di Bulan Ramadhan, Apakah Membatalkan Puasa?

"Seluruh perang ini dibangun di sekitar retorika bahwa Rusia berada di bawah ancaman eksistensial," katanya.

Green mengatakan retorika ini tampaknya telah diterima di Rusia, menunjuk pada dukungan tulus yang tampaknya dimiliki perang di antara penduduk.

"Vladimir Putin ingin memastikan tidak ada satu keraguan pun yang tersisa mengapa hal itu dilakukan dan mengapa semua rasa sakit dan pengorbanan dapat dibenarkan," pungkasnya.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler