PR TASIKMALAYA - Melaksanakan ibadah puasa sebelum perayaan Idul Adha adalah salah satu amalan yang disarankan dalam agama Islam. Simak bacaan niat dan dalil yang mendasari anjuran puasa Dzulhijjah tersebut secara lengkap di sini.
Seperti diketahui, pemerintah sendiri belum mengumumkan dan menentukan secara resmi kapan perayaan Idul Adha 2024 dilaksanakan. Namun, melalui perkiraannya disebutkan bahwa hari besar tersebut akan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024 mendatang.
Adapun ibadah puasa Dzulhijjah ini juga dikenal sebagai puasa yang dilaksanakan di 10 hari pertama bulan yang juga sering dikenal dengan bulan haji tersebut. Dimana pelaksanaannya dapat dilakukan sampai dengan tanggal 9 menjelang Idul Adha.
Dengan demikian, melalui perkiraan jadwal tersebut bahwa pelaksanaan puasa tersebut dapat dilakukan pada tanggal 8 sampai dengan 16 Juni 2024 mendatang. Lalu seperti apa bacaan niat dari puasa tersebut? Dan apa dalil yang mendasarinya? Mari temukan jawabannya di bawah ini.
Dalil puasa Dzulhijjah 2024
Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Jumat, 7 Juni 2024, terdapat ayat Al-Qur’an yang mendasari pelaksanaan ibadah tersebut.
Dalil tersebut terkandung dalam Q.S Al-Fajr ayat 2 yang menyinggung perihal 10 hari pertama di salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, berikut penggalan ayatnya.
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: “Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 2).
Baca Juga: Si Paling Anti Konflik, 4 Zodiak Ini Gak Suka Banget Tantangan dan Ketidakpastian
Dalam penjelasan tafsirnya menyatakan bahwa kalimat sumpah dari ayat tersebut menunjukan adanya keistimewaan dari 10 hari pertama tersebut.
Di mana sebagian besar ulama ahli tafsir menyatakan bahwa 10 hari yang dimaksud berada di bulan Dzulhijjah.
Selain itu, Ibnu Rajab Al-Hambali menyebut bahwa tafsiran yang menyatakan bahwa 10 hari pertama tersebut adalah Dzulhijjah adalah tafsiran yang paling tepat. Pendapat tersebut juga dipakai oleh mayoritas ulama tafsir dan ulama salaf.
Tak hanya itu, terdapat juga sebuah hadits yang dikisahkan oleh Hafsah bin Umar bin Khattab RA. yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyebut terdapat beberapa amalan ibadah yang tidak pernah ditinggalkan semasa hidup.
Baca Juga: Ketahui Manfaat Susu untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Apa Saja?
“Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW, yaitu puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Bacaan niat puasa Dzulhijjah
Sama dengan berbagai ibadah lainnya, puasa sunnah ini juga tentu harus disertai dengan niat sesuai ajaran. Bacaan untuk niatnya sendiri berbeda-beda, sesuai dengan jenis puasa yang dilaksanakannya.
Puasa tersebut dibagi ke dalam tiga bagian yang meliputi puasa tanggal 1 sampai 7, puasa tanggal 8 atau Tarwiyah, dan puasa tanggal 9 atau Arafah. Berikut bacaan dari masing-masing puasa tersebut.
Bacaan niat puasa tanggal 1-7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjati sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.”
Bacaan niat puasa tanggal 8 atau Tarwiyah
Baca Juga: Para Relawan Inginkan Anies Duet dengan Andika Perkasa di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah, karena Allah Ta’ala.”
Bacaan Niat puasa tanggal 9 atau Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “ Saya niat berpuasa sunnah Arafah, karena Allah Ta’ala.”***