“Saya punya teman, namanya Dudu. Dia ini tunanetra, rasanya menjadi seorang seperti Dudu itu sangat sulit,” ucap Aa Gym.
“Karena hidupnya hati itu dengan empati. Kalau ada orang curhat itu dengarkan saja, jangan dipotong,” ujar Aa Gym.
Baca Juga: Aespa Siap Comeback Bulan Mei Ini, MY Tanyakan Kemungkinan Member Baru
Empati dalam internal keluarga dicontohkan Aa Gym dengan saling pengertiannya suami dan istri menjalankan perannya masing-masing, merupakan satu cara melembutkan hati.
“Kedua, kiat untuk menghidupkan hati adalah menjadi suportif. Karena setiap orang itu adalah pemimpin,” tutur Aa Gym.
Aa Gym menerangkan suportif di sini adalah menebar kebaikan sebanyak mungkin kepada orang lain.
Baca Juga: Raffi Ahmad Ajak Karyawan Rans Borong Baju Lebaran: Mau THR Baju Nggak?
Jika empati hanya melibatkan perasaan, maka cara kedua ini menurut Aa Gym merupakan tahapan ketika kita sudah mulai aktif untuk membantu sesama yang membutuhkan.
“Dalam bahasa Sunda ada ungkapan Laukna beunang, caina herang, bagaimana caranya kita membantu, menggurui orang lain tanpa menyinggung perasaannya,” tuturnya.
“Bila kita menemukan kesalahan orang lain, kita jangan menjadi hakim atas kesalahannya, Allah juga menutupi aibnya,” katanya menyambung.