Penelitian Sebut Suhu Ekstrem Panas Disertai Polusi dapat Meningkatkan Resiko Serangan Jantung

1 Agustus 2023, 11:45 WIB
Foto Ilustrasi Peneliti nyatakan suhu ekstrem panas disertai dengan polusi dapat meningkatkan resiko serangan jantung. /Pixabay/NoName 13

PR TASIKMALAYA - Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa suhu ekstrem panas dan polusi partikulat halus yang tinggi, jika dikombinasikan dapat meningkatkan resiko serangan jantung pada manusia.

Penelitian ini merupakan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation, yang menyatakan bahwa ada lebih dari 202 kematian yang diakibatkan oleh serangan jantung di China.

Lebih dari itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kelompok lansia dan wanita ternyata jauh lebih beresiko untuk terkena penyakit serangan jantung.

Sebagaimana dilansir dari laman PMJ News yang juga bersumber dari Siasat Daily, meningkatnya resiko kematian akibat serangan jantung justru terpantau ketika suhu ekstrem panas terjadi sekaligus polusi partikulat halus yang tinggi.

Baca Juga: Inilah Kumpulan Link Twibbon Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-78 pada 17 Agustus 2023

Menurut Profesor Epidemiologi di School of Public Health di Sun Yat-sen University, Guangzhou, China, Yuewei Liu menyatakan bahwa dewasa ini, suhu ekstrem dengan udara panas lebih lama dan intens terjadi. Hal itu yang kemudian memantik banyak peneliti untuk meneliti dampak dari suhu ekstrem panas yang terasa bagi kesehatan.

Yuwei Liu menambahkan bahwa partikulat halus yang tinggi dari polusi yang berkolaborasi dengan suhu ekstrem panas membuat resiko serangan jantung menjadi lebih tinggi.

Bahkan kelompok peneliti di Jangsu melakukan analisis pada 202.678 kematian akibat serangan jantung di rentang tahun 2015 hingga 2020.

Hal itu bertujuan untuk mengetahui dan memastikan peningkatan resiko serangan jantung terjadi ketika suhu ekstrem panas disertai dengan adanya polusi dengan partikulat halus yang tinggi.

Baca Juga: Bapak Guru Minta Murid Kerjakan TES IQ, yang Teliti Pasti Bisa Temukan Perbedaan Gambar!

Hasilnya, penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat sekira 2,8 persen kematian serangan jantung memiliki korelasi dengan adanya suhu ekstrem panas yang disertai polusi dengan partikulat halus yang tinggi.

Dalam hal ini, partikel yang terkandung dalam polusi partikulat halus itu memiliki ukuran kurang dari 2,5 mikron. Selain itu, partikel tersebut dapat terhirup jauh hingga ke paru-paru, yang membuat paru-paru mengalami iritasi dan pembuluh darah di sekitar jantung. Bahkan sebagian besar lainnya masuk dalam pembakaran bahan bakar.

Untuk mengatasi resiko serangan jantung dari suhu ekstrem panas yang disertai polusi tersebut, Liu menyarankan agar selalu update informasi terbaru mengenai cuaca.

Selain itu, Liu menyatakan bahwa berdiam diri di dalam ruangan adalah pilihan tepat, ditambah dengan penggunaan kipas angin atau pendingin ruangan. Dirinya menambahkan pencegahan melalui pemakaian pakaian yang sesuai dengan cuaca panas, menjaga hidrasi, serta memasang tirai jendela untuk mengurangi suhu ekstrem panas.

Baca Juga: Tanda Depresi! Jangan Disepelakan Kalau Alami Gejala Ini, Nomor 6 Pasti Dirasakan

Melalui penelitian ini, Liu meminta pada pihak kesehatan untuk juga menghimbau pencegahan dari dampak polusi dengan partikulat halus yang tinggi di tengah cuaca ekstrem panas.***

 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler