PR TASIKMALAYA - Industri K-pop saat ini sedang mengalami pergeseran tektonik setelah akuisisi HYBE atas saham mayoritas di SM Entertainment, dengan spekulasi yang memuncak tentang bagaimana kolaborasi antara dua kekuatan K-pop terbesar ini akan membentuk kembali industri musik.
HYBE, rumah bagi raksasa K-pop BTS, mengumumkan bahwa mereka akan membeli 14,8 persen saham di SM senilai 422,8 miliar won ($335,8 juta) dari pendiri perusahaan, Lee Soo-man. Kesepakatan ini akan menjadikan HYBE sebagai pemegang saham terbesar dari saingannya.
Dalam sebuah pengajuan peraturan pada hari Jumat lalu, 10 Februari 2022, HYBE mengatakan bahwa kesepakatan tersebut bermaksud untuk menggabungkan daya saing global dari kedua perusahaan, untuk membuat mereka menjadi pengubah permainan di kancah musik pop internasional.
Pengumuman ini muncul hanya satu hari setelah Lee Soo Man mengancam akan melakukan tindakan hukum terhadap para eksekutif perusahaannya sendiri karena telah menjual 9,05 persen saham perusahaan kepada Kakao Entertainment, yang menjadikan perusahaan raksasa teknologi tersebut sebagai pemegang saham terbesar kedua, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Korea Times.
Lee Soo Man menyebut langkah tersebut ilegal, dan mengklaim bahwa SM Entertainment memicu perselisihan manajemen. Label ini baru-baru ini mengakhiri kontraknya dengan pendiri berusia 70 tahun tersebut sebagai kepala produser.
Meskipun masih harus dilihat bagaimana tarik-menarik antara HYBE dan Kakao Entertainment akan berakhir, orang dalam industri ini telah terbagi atas aliansi HYBE-SM, memperdebatkan apakah perkembangan terbaru ini merupakan berkah atau kutukan bagi masa depan K-pop.
Para pendukung kolaborasi HYBE-SM mengatakan bahwa hal ini akan meningkatkan K-pop ke tingkat selanjutnya, sementara para pengkritik berpendapat bahwa hal ini akan menghasilkan oligopoli, sehingga merusak keragaman.
"Kesepakatan ini adalah win-win solution untuk keduanya dan akan mendorong pertumbuhan global K-pop," ujar Kim Jin Woo, seorang profesor bisnis musik di Seoul Institute of the Arts dan kepala peneliti di perusahaan pelacak penjualan album Circle Chart.