Buah cinta
Tuaian cipta
Belahan jiwaku nan jadi nyata
Bagai hujan mengguyur kalbu nestapa
Duhai asmara
Izinkan kumenitip doa juga harap asa
Layak pujangga bersenjatakan kata
Terbiasa gigih, ungkap rasa
Akan ada gelora beserta puja
Oh asmara
Namun jika sedih dan gulana menerpa
Jangan risaukan semua
Karena engkau begitu adanya
Dan yakinlah bahwa namamu asmara
Makna tiada bertara
Saat kelam di dunia
Kau titiskan pelita
Oh asmara
Oh asmara
Oh asmara.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang akan Meninggalkan Hidup Anda? Pilih Gambar untuk Mengetahuinya
Dalam unggahan di akun Twitter-nya, Ardhito Pramono membagikan alasan mengapa album terbarunya diberi nama Wijayakusuma.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Ardhito Pramono memaparkan, lagu dalam album Wijayakusuma ditulis berdasarkan pengalaman pribadinya.
"Terinspirasi oleh kejadian saat saya menyaksikan sebuah kegiatan transaksional antara orang asing yang ingin menguasai sebuah lahan dengan cara membeli presentase lahan itu 99% dan di sisakan 1% untuk adat di salah satu pulau eksotis di Indonesia," kata Ardhito Pramono.