“Bisa abuse of power, (merasa kastanya) lebih tinggi, bisa men-degrate orang lain seolah-olah lebih last,” jelasnya.
Tidak hanya pada lawan jenis, Reza Rahadian juga berpendapat jika ‘toxic masculinity’ digunakan laki-laki kepada sesamanya.
Seperti laki-laki akan disebut macho jika berotot, hobinya bermain motor, dan lain sebagainya.
“Sementara seolah-olah mereka yang tidak seperti itu ‘elo bukan laki’,” pungkas Reza Rahadian.***