Tak hanya merendahkan, Komnas Perempuan anggap jika hal ini juga menghina Teh Ninih.
"Sebagai ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tubuh perempuan, “turun mesin” merupakan istilah peyoratif, yaitu sikap yang merendahkan, menghina atau mencemooh," jelasnya mengungkapkan.
Selain dianggap menghina, kata 'turun mesin' juga dianggap sebagai kekerasan verbal.
Hal ini tentu akan memberikan dampak negatif pada Teh Ninih selaku korban.
"Dengan demikian, “turun mesin” merupakan bentuk kekerasan verbal/simbolik terhadap perempuan yang berdampak psikologis yang negatif terhadap perempuan," tandasnya.***