PR TASIKMALAYA – Skandal pemerkosaan yang menjerat nama idol Tiongkok Kris Wu disinyalir menjadi batu loncatan bagi pemerintah Tiongkok untuk mengetatkan aturan industri hiburan Negeri Tirai Bambu.
Aturan baru di industri hiburan Tiongkok dinilai harus segera diterapkan lantaran budaya pemujaan idol saat ini sudah terlalu berlebihan.
Contoh kasus nyata dari pemujaan idol ini ialah penggemar Kris Wu yang bersikeras membela mantan member EXO tersebut meski sudah dinyatakan bersalah atas kasus pemerkosaan.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Global Times, penggemar Kris Wu bahkan mengancam akan membobol penjara demi membebaskan sang idol.
“Cuma ada dua juta tentara People’s Liberation Army dan sekitar 2,5 juta polisi Tiongkok tetapi Wu Yifan (nama asli Kris Wu) memiliki 50 juta pengikut di Weibo. Kami yakin bisa menyelamatkannya dari penjara,” tulis kelompok penggemar Kris Wu.
Tulisan kelompok penggemar Kris Wu ini membuktikan betapa mengerikannya budaya pemujaan idol yang semakin hari semakin berkembang pesat di Tiongkok.
Baca Juga: Kisah Sayed Sadaat, Mantan Menteri Komunikasi Afghanistan yang Memilih Bekerja Jadi Kurir di Jerman
Menurut laporan Global Times, untuk memastikan penggemar tetap setia dengan idolanya, para pemimpin fandom akan melakukan segala cara agar reputasi idol yang mereka bela tidak tercoreng.
Mulai dari membeli skandal artis saingan hingga membenarkan segala hal yang dilakukan oleh si idol.
Bahkan sewaktu ada fanwar alias perang antar kelompok penggemar, tiap fandom memiliki pelatihan serta taktik masing-masing untuk memenangi pertempuran tersebut.
“Orang-orang yang tidak berhasil dicuci otak atau mempertanyakan taktik yang digunakan bakalan tiba-tiba saja menghilang atau ditendang keluar dari kelompok penggemar lantaran berani mempertanyakan keputusan pemimpin fandom,” aku salah satu pengguna Weibo.
Intinya, nama idol yang mereka bela tidak boleh sampai ternodai sedikitpun.
Pemujaan idol Tiongkok ini tidak ada bedanya dengan sekte-sekte sesat yang memegang kendali penuh atas kehidupan seluruh anggotanya.
Baca Juga: Kumpulan Kode Redeem ‘ML’ Mobile Legend, Sabtu 28 Agustus 2021: Segera Klaim Hadiah Secepatnya
Di sisi lain, para penggemar fanatik ini tidak sadar bahwa sebenarnya mereka telah menjadi sapi perah yang menghasilkan jutaan Yuan untuk tiap idol yang mereka bela.
Banyak pemimpin kelompok penggemar sebenarnya bekerja sama dengan agensi untuk menggerakkan fans.
Berdasarkan pengakuan Jiang, mantan pengelola kelompok penggemar idol, pemimpin kelompok penggemar ada yang sengaja dibayar untuk menggerakkan para fans di balik kedok mendukung karier idol yang mereka cintai.
Baca Juga: Ramalan Keuangan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo 28 Agustus 2021: Tindaklanjuti Ide yang Kamu Punya
Melihat budaya pemujaan idol ini makin hari makin berbahaya, alhasil platform media sosial terbesar di Tiongkok yaitu Weibo per tanggal 6 Agustus 2021 menghapus kolom Star Power List.
Star Power List pada Weibo ini merupakan salah satu platform pemujaan idol terbesar di Tiongkok.
Di mana penggemar akan menghabiskan banyak waktu, uang, dan energi untuk memastikan idola mereka tetap bertahan di puncak Star Power List.
Baca Juga: Rizky Billar Dulu Ngebet Pengen Punya Anak, Sekarang Justru Sebaliknya, Ada Apa?
Selain Star Power List, ada pula Star Influencers milik mesin pencarian Baidu dan 360 yang ikutan dihilangkan.
Webo juga mulai memberlakukan penghapusan postingan berskala besar.
Terutama untuk postingan bernada negatif yang bisa menimbulkan keributan di antara fandom.
Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Sabtu, 28 Agustus 2021: ANTV, Trans 7, dan tvOne
Sementara pemerintah Tiongkok sendiri diduga bertindak lewat penghapusan sejumlah aplikasi ponsel yang biasanya digunakan untuk menggalang dana, mengecek aktivitas, serta meningkatkan popularitas para idol.
Terbaru, pada Jumat, 27 Agustus 2021, Cyberspace Administration of China (CAC) mengeluarkan 10 aturan baru untuk mereformasi budaya pemujaan idol.
Untuk memastikan Kris Wu lainnya tidak terlahir di industri hiburan Tiongkok, CAC memastikan bahwa aturan baru yang ditetapkan tidak hanya mengawasi idol, agensi, dan penggemar saja tetapi juga traffic penggunaan media sosial.***