PR TASIKMALAYA – Penyanyi dan Penulis Buku, Fiersa Besar menanggapi soal perbedaan penerapan kebijakan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
Fiersa Besar seolah menganggap bahwa kebijakan prokes Covid-19 yang diterapkan pemerintah itu “tebang pilih”.
Fiersa Besari menyinggung soal perizinan resepsi masyarakat dipersulit sedangkan pernikahan seleberiti yang bahkan dihadiri langsung oleh pemimpin negara.
Baca Juga: Pergoki Anang Hermansyah dengan Krisdayanti Tengah Berbincang, Ashanty: Inikan Momen
Hal ini disampaikan Fiersa Besari dalam cuitan Twitter @FiersaBesari pada Minggu, 4 April 2021.
Penulis ini menilai bahwa negara ini sangat banyak paradoks yang terjadi soal kebijakan pemerintahnya.
“Banyak paradoks di negeri ini,” tulis Fiersa Besari seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @FiersaBesari.
Fiersa Besari mengungkit soal resepsi seleberiti yang baru saja dihadiri pemimpin negara.
Fiersa Besari tidak menyebutkan resepi pernikahan siapa dan pemimpin negara mana.
Meskipun di Indonesia Presiden Joko Widodo yang menghadiri bahkan diundang sebagai saksi pernikahan Aurel Hermansyah dengan Atta Halilintar.
Baca Juga: 351.256 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Selama Libur Paskah Melalui Tiga Arah
Ataupun mungkin di negara lain ada yang sedang melaksanakan kebijakan prokes seperti demikian.
“Izin resepsi masyarakat dipersulit, tapi pernikahan seleb dihadiri langsung oleh pemimpin negara,” kata Fiersa Besari.
Selain soal perbedaan pemberlakuan kebijakan prokes antara masyarakat dengan seleberiti.
Baca Juga: Spoiler Sinetron Ikatan Cinta Hari Ini 4 April 2021: Al dan Andin Berhasil? Elsa Akui Kesalahannya?
Juga menyinggung soal kebijakan pelarangan mudik yang berbanding terbalik dengan pemberian izin pembukaan destinasi wisata.
“Mudik dilarang, tapi destinasi wisata buka serempak,” kata Fiersa Besari.
Paradoks lainya menurut Fiersa Besari ialah soal kebijakan penutupan jalan raya yang malah menimbulkan kerumunan dan penumpukan kendaraan.
“Penutupan jalan raya, tapi malah macet di sana-sini,” tambahnya.
Diakhir cuitanya, Fiersa Besari menyadari bahwa dirinya dianggap sebagai bukan siapa-siapa.
“Ah, tapi saya tahu apa. Cuma rakyat jelata,” ucap Fiersa Besari.
***