Tetap Bahagia dalam Fase 'Quarter Life Crisis', Simak Tips Berikut ini!

- 1 November 2020, 08:10 WIB
Ilustrasi orang yang sedang cemas. (Pexels)
Ilustrasi orang yang sedang cemas. (Pexels) /Pexels

PR TASIKMALAYA - Quarter Life Crisis atau krisis usia seperempat abad merupakan istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional seseorang yang berada pada usia 20 hingga 30 tahun.

Diketahui pada usia tersebut setiap individu mengalami fase atau kondisi yang cukup berat karena memasuki rentang usia dewasa, di mana segala hal harus dipertimbangkan dan difikirkan secara matang terutama dalam hal yang berkaitan dengan masa depan.

Umumnya kondisi Quarter Life Krisis ini ditandai dengan adanya kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Burnley Vs Chelsea: Ziyech Cetak Gol Pertamanya Selama di Liga Inggris

Krisis ini dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari diri sendiri maupun lingkungan, belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini, serta banyak pilihan dan kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.

Pada fase ini segala bentuk permasalahan, mulai dari permasalahan pekerjaan, percintaan, keuangan, keluarga, pertemanan, dan urusan-urusan lainnya menjadi kian rumit.

Untuk menghindari stress dan depresi ketika menjalanai fase ini, berikut ini cara atau tips yang dapat diterapkan agar tetap bahagia selama dalam fase Quarter Life Crisis.

Baca Juga: Sheffield United Vs Manchester City: The Citizens Menang Tipis atas Tuan Rumah

1. Menerima dan mengakui

Jika anda merasakan QLC dalan kehidupan anda, hal pertama yang harus anda lakukan adalah menerima dan mengakui masa-masa tersebut.

Karena setiap orang pasti akan mengalami fase ini, jadi anda harus menanamkan dalam fikiran jika fase QLC wajar dan pasti dirasakan oleh setiap orang.

Terima dan rasakan sehingga membuat anda semakin dewasa dan menjadi pribadi yang matang. Bahkan, anda seharusnya bersyukur karena bisa  mengalami quarter life crisis, sebab ke depan anda jadi mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah.

Baca Juga: Jika Jadi Walkot, Mantu Jokowi ini Janjikan Fokus dalam Pembenahan Infrastruktur di Medan

2. Stop membandingkan diri!

Salah satu penyebab quarter life crisis adalah di saat anda merasa tidak puas dengan apa yang sudah anda lakukan. Misalnya, anda sudah berjuang keras dalam hal pekerjaan, tapi apa yang apa anda dapatkan tidak sesuai dengan usaha.

Namun di era media sosial, kita jadi kerap membandingkan kehidupan teman-teman yang jauh lebih baik daripada anda. Jelas ini membuat fase QLC yang anda lalui menjadi semakin parah.

Akhirnya, banyak timbul rasa kecewa, tertekan, resah, dan tidak bersyukur. Terus tanamkanlah fikiran positif. Bisa saja teman-teman kita juga sedang mengalami quarter life crisis namun mereka tidak mengekspos hal tersebut.

Baca Juga: PDIP Ingin Bantu BMKG, Megawati: Sejak Lama Sudah Minta Indonesia Agar Tiru Jepang

3. Jangan berhenti dari pekerjaan

Di fase ini, seseorang cenderung berfikir pendek. Ada kalanya anda ingin meninggalkan pekerjaan yang sedang anda tekuni saat ini.

Keputusan ini memang kembali lagi ke pribadi masing-masing, tidak salah. Namun alangkah lebih baik tetaplah mempertahankan apa yang sudah diraih.

Buatlah diri anda semangat dengan terus melihat ke bawah. Lihat sekeliling anda yang belum mendapatkan pekerjaan dan kesulitan dalam perekonomian.

Baca Juga: Simak! Berikut 3 Rutinitas Penting dan Mudah Agar Kulit Bercahaya Setiap Pagi

4. Cari lingkungan baru dan kesenangan

Lingkungan sosial menentukan kepribadian dan keputusan yang ingin anda putuskan. Maka dari itu, carilah lingkungan yang positif dan membuat anda tetap baik-baik saja.

Berkutat dengan teman yang tidak mempunyai perkembangan membuat anda bosan.

Anda bisa melakukannya secara bertahap, misalnya dengan mengubah lingkungan atau suasana di sekitar.

Baca Juga: Banyak Atlet Terkenal Terpapar Covid-19, Kali ini Petenis Nomor Dua Dunia Dinyatakan Positif Corona

5. Tentukan prioritas, jangan main-main

Walaupun anda bosan dan resah dengan fase QLC, anda tetap harus fokus
menentukan apa yang menjadi prioritas dalam hidup.

Jangan terlalu banyak bermain, berfoya-foya, dan menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting. Aturlah rencana dan tentukan prioritas yang ingin anda capai. ***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah