Jelang Hari Valentine 2023, Berikut Kronologi Sejarahnya yang Perlu Kamu Ketahui!

9 Februari 2023, 19:25 WIB
Ilustrasi - Secara sederhana, Hari Valentine 2023 merupakan hari kasih sayang yang ditujukan kepada orang-orang tercinta, terutama pasangan. /Pixabay.com/0fjd125gk87/

PR TASIKMALAYA - Tidak terasa seluruh pasangan di dunia akan segera menyambut Hari Valentine 2023. Hari tersebut akan segera dilaksanakan pada Selasa, 14 Februari 2023 mendatang.

Secara sederhana, Hari Valentine 2023 merupakan hari kasih sayang yang ditujukan kepada orang-orang tercinta, terutama pasangan. Hari terindah itu dapat dirayakan oleh siapa saja tanpa kecuali. 

Pada Hari Valentine 2023 nanti, mereka biasanya akan memberikan bingkisan untuk orang-orang tercinta seperti cokelat, seikat bunga, hingga surat cinta. Namun, ada pula mereka yang mengajak pasangannya untuk makan bersama di tempat yang istimewa.

Di balik indahnya Hari Valentine 2023, terdapat sejarah yang perlu diketahui oleh para pasangan. Dengan memahami sejarah, mereka mungkin akan mengerti makna dari kasih sayang yang sesungguhnya.

Baca Juga: Benarkah Perseteruan Antara Lee Soo Man dan SM Entertainment Adalah Hasil Pemberontakan dari Keponakannya?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman History pada 2 Februari 2023, berikut sejarah lahirnya Hari Valentine 2023 ini. 

Menurut legenda, nama Valentine berasal dari nama Santo Valentine yang merupakan seorang pastur dari zaman Romawi Kuno. Dalam sejarahnya, beliau telah melayani masyarakat selama abad ketiga di Roma.

Kala itu, Kaisar Claudius II melarang adanya pernikahan bagi kalangan prajurit demi menjaga kewibawaannya. Menurut Claudius, para pria akan dipandang lemah apabila memutuskan untuk hidup bersama istri dan anak-anaknya.

Akibatnya, kebijakan larangan untuk menikah mulai mendapatkan pertentangan dari Santo Valentine. Menurutnya, siapa saja boleh menikah tanpa harus memandang pasangan dari status sosial.

 Baca Juga: Setelah 8 Tahun Debut, Akhirnya TWICE Keluarkan Subunit Jepang 'MISAMO'

Selain itu, Santo Valentine juga telah menikahkan beberapa pasangan muda secara diam-diam. Lantaran hal itu, Claudius mulai murka lalu menghukumnya dengan memenggal lehernya.

Menurut catatan sejarah, Santo Valentine diperkirakan telah wafat pada 14 Februari 270 Masehi usai kepalanya dipenggal. Untuk mengenang jasanya, mereka merayakan Lupercalia yang dikenal sebagai festival kesuburan.

Dalam pelaksanaannya, para pendeta Romawi akan mengorbankan seekor kambing yang melambangkan kesuburan dan seekor anjing yang melambangkan kesucian. Lalu, sebagian potongan kulit kambing disebarkan ke ladang dan sebagian sisanya wajib disentuh oleh para wanita.

Kemudian, para wanita tersebut diwajibkan untuk menulis namanya dan dimasukkan ke dalam guci. Setelah itu, para pria lajang akan mengambil salah satu nama dari guci itu untuk dipasangkan dengan wanita pilihannya.

Baca Juga: Memang Hanya si Jeli yang Bisa! Ayo Temukan Perbedaan Gambar Tes IQ Wanita Youtuber yang Sedang Makanan Ini 

Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius menyatakan bahwa tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari penghormatan untuk Santo Valentine. Secara definitif, hari tersebut sering dikaitkan dengan cinta kasih.

Pada Abad Pertengahan, tanggal 14 Februari diperingati sebagai awal musim kawin burung bagi masyarakat Prancis dan Inggris. Dalam puisi ‘Parlemen Foules’ karya Geoffrey Chaucer pada tahun 1375, Hari Santo Valentine dimaknai sebagai hari perayaan romantis.

Pada tahun 1415, terdapat puisi yang ditulis oleh Pangeran Charles, Duke of Orleans untuk istri tercinta ketika ia dikurung di Menara London. Beberapa tahun kemudian, Raja Henry V menugaskan John Lydgate untuk menulis suatu mahakarya yang dipersembahkan kepada Catherine dari Valois.

Pada pertengahan abad ke-18, masyarakat mulai merayakan Hari Valentine dengan mengirim surat cinta kepada pasangan tanpa memandang status sosial. Pada era 1840-an, mereka mulai mencetak kartu ucapan Hari Valentine hingga mencapai 145 juta lembar.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: History

Tags

Terkini

Terpopuler