Kenali Eco-Aerogel dari Daun Nanas, Terobosan Baru Ramah Lingkungan

- 16 September 2020, 21:45 WIB
Ilustrasi: buah nanas hasil budidaya di lahan gambut/
Ilustrasi: buah nanas hasil budidaya di lahan gambut/ /pixabay/pineapplesupplyco

Menurut Duong Hai-Minh proses pengolahan eco-aerogel sederhana, lebih murah dan tidak menghasilkan limbah sekunder.

Baca Juga: Viral Kue Pukis ala KFC, Berikut Resep Mudah untuk Dibuat di Rumah

Hemat Biaya

Pembuatan lembaran aerogel seluas satu meter persegi dengan tebal satu sentimeter membutuhkan biaya kurang dari S$10 (Rp. 109.205).

Ketika sudah mencapai pasar, selembar aerogel dengan ukuran seperti itu dapat dijual antara S$ 30 (Rp. 327.582) dan S$50 (Rp. 545.809).

Proses pembuatan eco-aerogel oleh tim NUS, yang saat ini memakan waktu sekira 12 jam, juga 18 kali lebih cepat daripada metode konvensional yang digunakan untuk memproduksi aerogel komersial.

Baca Juga: Bongkar Kebobrokan Pertamina, Ahok Dinilai Buka Aib Sendiri

Saat ini, tim beranggotakan sembilan orang itu telah mengajukan hak paten untuk produksi eco-aerogel yang terbuat dari serat daun nanas.

Mereka berencana untuk bekerja sama dengan mitra industri guna meningkatkan dan mengkomersilkan teknologi itu.

Tim Teknik Mesin dari NUS itu kini tengah mencari jalan yang efisien untuk memulihkan logam berat dari eco-aerogel setelah penyerapan selama pengolahan air limbah.

Baca Juga: Kasus Orangtua Bunuh Anak Kandung, KPAI Ingatkan Soal Hukuman Penjara

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Mothership


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x