Mengenal Satria-1 Satelit Indonesia yang Baru Diluncurkan, Apa Tujuannya?

22 November 2023, 16:36 WIB
Ilustrasi - 31 Oktober 2023, satria-1 telah sukses mencapai dan menempati orbitnya yang berada di 146 derajat bujur timur. /Kominfo/

PR TASIKMALAYA - Indonesia, akhir-akhir ini baru saja meluncurkan sebuah proyek satelit multifungsi. Proyek tersebut diberi nama Proyek Satelit Republik Indonesia atau satria-1.

Dalam hal ini, satelit satria-1 ini digadang-gadang akan menjadi satelit multifungsi pertama yang dimiliki Indonesia dengan akses jangkauan yang sangat luas.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Indonesia Baik, pada 19 Juni 2023 lalu, satelit satria-1 tersebut telah diluncurkan Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Adapun pada 31 Oktober 2023, satria-1 telah sukses mencapai dan menempati orbitnya yang berada di 146 derajat bujur timur atau berada tepat di atas pulau Papua.

Baca Juga: Jadwal Tayang Moon in the Day Episode 7 Lengkap dengan Link Nonton Sub Indo, Spoiler dan Previewnya

Banyak hal yang berkaitan dengan proyek besar ini. Dari mulai apa yang dimaksud dengan proyek ini hingga tujuan yang ada untuk menginisiasi proyek satelit bernama satria-1 tersebut.

Untuk itu, mari kita bahas secara lengkap mengenai apa itu satria-1 dan apa tujuan dari pembuatan dan peluncuran proyek satelit tersebut? Berikut kami paparkan jawabannya di bawah ini.

Apa itu satria-1?

Seperti sempat disinggung di atas, satelit ini merupakan proyek satelit multifungsi yang diinisiasi oleh pemerintah dalam upayanya memberikan akses layanan komunikasi berbasis konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Tantangan Diterima, Raffi Ahmad dan Ariel NOAH Siap Adu Jotos di Ring Tinju

Proyek ini kemudian diurus secara spesifik oleh Kementerian Kominfo sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sebagai proyek yang masuk dalam PSN, diperlukan adanya kerjasama dengan konsorsium yang siap menyediakan pengadaan seluruh aspek yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Sebagaimana pernyataan resmi Kementerian Kominfo dilaporkan bahwa pada 26 April 2019 proses pelelangan telah selesai dilaksanakan. Adapun Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang memenangkan pelelangan tersebut adalah PT Satelit Nusantara Tiga (NST).

Proses produksi dari satelit tersebut dilakukan di Thales Alenia Space, Cannes, Prancis dengan Teknologi yang digunakannya adalah Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band. Teknologi itu dikabarkan memiliki kapasitas besar mencapai 150 Giga Byte per Second (Gbps). 

Baca Juga: Cara Ampuh Menghilangkan Bekas Jerawat Membandel

Apa tujuan satria-1?

Proyek besar berskala nasional ini memiliki beberapa tujuan dalam prosesnya. Salah satunya adalah sebagai bentuk dari upaya pemerintah dalam mengurangi kekurangan sambungan atau konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam hal ini, pemerintah menyasar secara jelas daerah yang masuk dalam wilayah khusus, yakni daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan perbatasan.

Wilayah-wilayah tersebut tentu mendapatkan banyak kendala selama bertahun-tahun untuk mendapatkan akses informasi, layanan bantuan, hingga koneksi lainnya.

Baca Juga: Vigilante Episode 5 dan 6 Tayang Jam Berapa Besok di Disney Plus Indonesia? Cek juga Link Nonton Sub Indo

Karenanya, satelit ini diproyeksikan akan menyasar beberapa titik khusus untuk membuat semuanya terkoneksi dengan baik dan merata. 

Nantinya, satelit ini tak hanya akan melayani proses konektivitas saja. Lebih dari itu beberapa layanan pemerintah seperti sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan dapat dijangkau dengan satelit ini ke seluruh pelosok negeri.

Menurut laporan Kominfo, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyaknya pulau merupakan tantangan dalam membentuk konektivitas. Karenanya, proyek satelit SATRIA-1 ini disebut-sebut sebagai solusi yang diambil.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler