Instagram Berikan Klarifikasi Terkait Unggahan Konflik di Palestina yang Dihapus

11 Mei 2021, 20:00 WIB
Beberapa pengguna melaporkan bahwa unggahannya soal Palestina telah dihapus bahkan terdapat peringatan penghapusan akun oleh Instagram. /Gisela 4/Pixabay/Webster2703

PR TASIKMALAYA - Sejumlah unggahan mengenai konflik dan kekerasan yang terjadi di Sheikh Jarrah, Palestina dihapus oleh Facebook dan Instagram.

Beberapa pengguna melaporkan bahwa unggahannya soal Palestina telah dihapus bahkan terdapat peringatan penghapusan akun oleh Instagram.

Terkait hal tersebut Intagram memberikan keterangan soal unggahan Palestina melalui akun Twitter pada 7 Mei 2021.

Baca Juga: Terlihat Lebih Syar'i dan Agamis, Syahrini: Semoga Bisa Qhatam Alquran Lagi yang Kedua Kali

Instagram dan Facebook mengakui mengalami masalah teknis pada 6 Mei setelah ratusan orang melaporkan penyensoran.

“Kami tahu bahwa beberapa orang mengalami masalah saat mengupload dan melihat cerita. Ini adalah masalah teknis global yang tersebar luas yang tidak terkait dengan topik tertentu dan kami sedang memperbaikinya sekarang," 

"Kami akan memberikan pembaruan secepat kami bisa.” lanjutnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Arab News.

Baca Juga: Wanita Dibakar Kekasih di Cianjur Meninggal Dunia, Warganet: Buat Wanita, Hati-hati Memilih Pasangan

Menurut Nadim Nashif selaku direktur organisasi 7amleh yang mengadvokasi hak digital Palestina menyebutkan penjelasan tersebut tidak masuk akal.

“(Ini) sangat aneh, seperti yang Anda tahu, membandingkan apa yang terjadi di lingkungan tertentu di Yerusalem, dengan negara-negara besar seperti Kanada, AS, dan Kolombia, kedengarannya tidak masuk akal bagi kami," ujarnya

"tidak terdengar seperti benar-benar menjelaskan , karena di Kanada dan AS mereka menurunkan berita-berita yang bertopik beragam, (tapi) di sini (ada) tentang tagar tertentu, khususnya tentang Syekh Jarrah,” lanjutnya.

Baca Juga: Soal Budget untuk Lebaran, Olla Ramlan: Jangan Maksa, Jangan Sampe Minjem Duit

Nashif menyebutkan bahwa adanya penyensoran terhadap artikel kekerasan di Sheikh Jarrah terjadi melalui dua saluran.

“Salah satu faktornya adalah apa yang dilakukan Israel, mereka pada dasarnya mencoba mendorong platform media sosial untuk mengadopsi standar mereka sendiri tentang apa yang seharusnya ada dan apa yang tidak boleh ada. Terutama ada kerja sama yang kuat antara mereka dan Facebook,” ungkapnya

Menurut Nashif, ini mengarah pada apa yang disebut "penghapusan sukarela"

Baca Juga: Jelang Pawai Tahunan Israel Peringati Perebutan Yerussalem, Bentrokan Kembali Terjadi Di Masjid Al-Aqsa

Unit siber Israel mengirim permintaan ke platform media sosial untuk menghapus konten tertentu tanpa perintah pengadilan.

Cara lain konten Palestina dihapus dari media sosial adalah melalui "tentara troll dan aplikasi yang disebut Act.IL yang mengorganisir orang untuk melaporkan secara besar-besaran," tambahnya.

Act.IL adalah aplikasi yang menggambarkan dirinya sebagai "tempat di mana semua pendukung, komunitas, dan organisasi pro-Israel bertemu untuk bekerja sama melawan penindasan dan delegitimasi negara Yahudi."

Baca Juga: Balas Roket Hamas, Israel Kembali Lakukan Serangan Udara ke Wilayah Palestina

Menurut aplikasi tersebut, pengguna "akan dapat menghapus konten yang menghasut dari media sosial, melawan anti semitisme dan anti-Zionisme, mempengaruhi narasi online tentang Israel, dan mengambil bagian dalam kampanye dan upaya khusus pro-Israel."

Sebelumnya, sejumlah unggahan mengenai kekerasan yang terjadi di Syekh Jarrah telah di hapus oleh Instagram dan Facebook.

Mohammed El-Kurd sebagai seorang penulis Palestina dari Yerusalem mengungkapkan video dan cerita tentang kekerasan Sheikh Jarrah mengatakan akunnya mungkin akan dihapus.

Baca Juga: Tengku Zulkarnain Wafat di Bulan Ramadhan, Hanan Attaki: Allah Ingin Berikan Karpet Merah di Langit

Facebook juga telah menghapus konten terkait dengan Sheikh Jarrah sebanyak 57 konten.

Unggahan mengenai taggar #SaveSheikhJarrah oleh Yasmin Dabat juga telah dihapus dari Instagram sejak 3 Mei tanpa ada peringatan.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler