PR TASIKMALAYA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjamin ketersediaan beras mencukupi untuk kebutuhan konsumsi pangan sampai Juni 2021, meskipun fenomena alam La Nina berpotensi menyebabkan berbagai bencana alam di Indonesia seperti banjir dan longsor di lahan pertanian.
Seperti diketahui sebelumnya, Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara terdapak fenomena La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik hingga tahun 2021 mendatang.
Dengan kondisi tersebut, Syahrul mengatakan pihaknya telah mempersiapkan produksi beras dengan melakukan percepatan musim tanam (MT) pada Oktober 2020--Maret 2021 seluas 8 juta hektar.
Baca Juga: dr. Tirta: Covid-19 Ultah Mau Setahun Negara Lain Udah Bisa Konser, Indo Gelut Perkara Kerumunan
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA, Syahrul dalam memberikan sambutan pada Jakarta Food Security Summit yang digelar Kadin Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu, 18 November 2020.
"Kita memang mempersiapkan dua tahun untuk kesiapan (beras) ini. Karena itu, MT I tahun 2021, akan ada kurang lebih 8 juta hektare yang kita tanam meski ancaman La Nina tapi ada konsep untuk menghadapinya," ungkapnya.
Syahrul memaparkan bahwa produksi beras sepanjang 2020 mencapai 31,63 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk stok beras yang diperoleh dari musim tanam sebelumnya pada 2019/2020 yang mencapai 5,9 juta ton.
Dengan konsumsi beras Nasional sebesar 30 juta ton pada 2020, Syahrul mencatat stok beras hingga akhir Desember mencapai 7 juta ton, dan akan menjadi stok awal (carry over) tahun berikutnya.
Baca Juga: Tagar Anies for Presiden 2024 Ramai di Twitter, Yunarto Wijaya: #PresidenFPI