PR TASIKMALAYA – Kebakaran hutan yang sering terjadi di Kalimantan berdampak pada banyaknya bencana alam, salah satunya adalah banjir.
Bencana tersebut terjadi karena sudah semakin menipisnya area resapan air yang dapat menampung air hujan.
Sehingga air yang tidak terserap tersebut akan menggenang di permukaan tanah.
Baca Juga: Indonesia-Amerika Sepakat Lakukan Kerja Sama, Menlu AS: Kami Siap Promosikan Investasi Sektor Swasta
Di samping itu, bencana alam yang terjadi di sejumlah Kabupaten Kalimantan Tengah (Kalteng), seperti Lamandau, Kotim, Koar, Barito Utara, dan Gunung Mas diduga akibat rusaknya fungsi hutan.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah Dimas Novian Hartono mengatakan, hutan di Kalteng sebanyak 70 persennya sudah rusak, mirisnya kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi areal perkebunan kelapa sawit.
Dampaknya sebagian wilayah Kalteng terancam banjir seiring munculnya la nina atau cuaca ekstrim.
Berkaca pada bencana alam tahun lalu, sebagian besar kawasan hutan tidak mampu menyerap air secara maksimal, hal ini diperparah adanya pembalakan liar sehingga menyebabkan hutan menjadi gundul.
Baca Juga: Wisatawan Membludak, Pemprov Jawa Barat Gelar Rapid Test Covid-19 di Sejumlah Tempat Wisata