Menurutnya, walaupun memiliki karakteristik yang berbeda, setiap sektor memiliki keterkaitan yang kuat antara satu dengan yang lain. Padat modal di hulu dan padat karya di hilir.
Pada sektor hilir di industri TPT, Indonesia telah memiliki kapasitas tinggi dengan potensi sejumlah pabrik garmen dengan skala besar dan berorientasi ekspor.
Bahkan industri kecil menegah (IKM) di sektor ini mampu menjadi pemasok kebutuhan dalam negeri.
“Jadi, masing-masing memiliki pasar dan peran sendiri,” jelas Khayam.
Baca Juga: Minuman ini Bisa Menambah Sistem Imunitas Tubuh, Lihat Cara Pembuatannya!
Secara umum, industri TPT nasional telah memiliki stuktur industri yang cukup lengkap dan terpadu.
Di sektor hilir misalnya, terdapat industri stapel dan filamen yang memiliki kapasitas produksi sebanyak satu juta ton per tahun dan terintegrasi bahan baku kimianya.
Selain itu, di sektor hulu, sejak tahun 2019, industri rayon mengalami peningkatan kapasitas produksi dari 536 ribu ton mejadi 856 ribu ton per tahun.
“Perkembangan industri rayon terus kami dorong untuk menjadi substitusi impor bahan baku kapas yang selama ini bergantung dari pasokan luar negeri,” terang Dia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Banjarmasin Berhasil Ditekan, Kapolda Berharap Kepatuhan Semakin Meningkat