Network
PR TASIKMALAYA – BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap kondisi cuaca ekstrem seperti banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dll.
Fenomena cuaca ekstrem tersebut merupakan dampak dari La Nina yang terjadi di Pasifik. Bahkan, curah hujan diprediksikan akan naik 20-40 persen di atas curah hujan normal bulanan di Indonesia.
Berdasarkan laporan BMKG yang dirilis pada Sabtu, 17 Oktober 2020, La Nina berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Karimunjawa Mulai Dibuka, Perekonomian Warga Diharapkan Bisa Bangkit
“Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung kepada musim/bulan wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri,” jelas Guswanto selaku Deputi Bidang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Selain La Nina, adanya pengaruh sirkulasi angin monsoon dan anomali iklim di Samudra Pasifik, tingginya curah hujan di Indonesia dipengaruhi juga oleh penjalaran gelombang atmosphere ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin.
Selanjutnya, bisa juga dipengaruhi oleh gelombang Rossby dari timur ke barat.
Baca Juga: Valentino Rossi Sebut Virus Corona Pintar, Berani Serang Ronaldo hingga Ibrahimovic
“Hasil analisis kondisi dinamika atmosphere terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan yang berpotensi hujan,” ujarnya.
Periode 18-24 Oktober 2020, curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten.
