Bongkar Habis Soal Rapid Test Covid-19 dari Awal hingga Kini, dr Tirta: Buka Mata Hati Lu Semua!

- 24 September 2020, 18:42 WIB
dr Tirta
dr Tirta /Pikiran-rakyat.com

"Rapid test tiba-tiba dibuat sebagai syarat semua kerjaan, administrasi, transportasi dkk. Tapi warga disuruh bayar sendiri? Logis? Rapid test serology disamain kayak SKCK bung!,” tandasnya.

Masalah harga menjadi hal yang dibahas dr.Tirta selanjutnya, di mana ketika awal-awal munculnya Rapid test pada bulan Maret 2020 harganya mencapai Rp 300-400 ribu sekali tes dan untuk saat ini harganya berkisar antara Rp.100-150 ribu.

Baca Juga: BPOM AS Tingkatkan Transparansi untuk Publik, Trump: Mengapa Vaksin Ditunda? itu Langkah Politk

“Kok iso? Lha kalau sekarang bisa murah? Terus dulu-dulu mahal, itu gimana? Berarti harga modal sejatinya rendah, tapi karena enggak ada batasan harga eceran tertinggi, jadinya mahal. Jujur aja, pure ini bisnis! Ada ceruk laba yang diambil di sini! Ayok, pembelian rapid harus diaduit! Berani enggak?,” tegasnya.

Hal selanjutnya yang dibahas dr.Tirta adalah kejanggalan mengenai hasil Rapid Test yang berlaku selama 14 hari. 

Padahal menurutnya false positif dan negatif cukup tinggi, dan tidak ada yang bisa menjamin keamanannya jika selama 14 hari tersebut melakukan perjalanan.

“Rapid test serology. Saya yakin suatu saat harus diaudit, kenapa kok enggak ambil swab PCR aja yang jelas gold standard. Dan kasih gratis ke semua warga di wilayah redzone. Ini baru satu hal selama saya di lapangan selama tujuh bulan,” tegasnya.

Baca Juga: Konser pada Kampanye Pilkada 2020 Resmi Dilarang, PKPU Buat Metode Baru untuk Pelaksanaannya

Anggapan dr.Tirta mengenai rapid test yang merupakan bagian dari bisnis diperkuat dengan adanya tawaran alat rapid rest kepada dirinya. Penawaran itu dikirimkan kepadanya pada bulan April 2020.

“Enggak sia-sia ane gerak 7 bulan. Di April rapid harga gila-gila-an. Sekarang? Berapa? Gue bahkan sudah punya data lengkap siapa saja yang menawarin gue rapid dari April-Juli. Tipis tipis kita goreng,” sebutnya.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x