Ditambah juga karakteristik psikologi generasi milenial yang cenderung berorientasi pada pencapaian, butuh perhatian, berpikiran terbuka, dan mudah bosan. Sehingga menjadi salah satu sebab menurunnya tingkat pemahaman agama di kalangan milenial.
Tentunya hasil penelitian tersebut merupakan fakta sosial yang ada di benua Eropa dan Amerika. Tidak dapat disamakan seca mutlak, juga tidak dapat menafikan secara mutlak di wilayah Timur Tengah dan bahkan Indonesia. Karena kemajuan teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini, menjadikan cara pandang di atas mudah masuk kepada anak muda di wilayah lainnya.
Oleh karena data tersebut, Ditjen PAI akan mengambil peran dalam peningkatan pemahaman mengenai menghargai keberagamaan para siswa. Sehingga PAI akan diupayakan secara maksimal untuk menyiapkan generasi yang dapat menjunjung kerukunan umat beragama.
Beberapa alasan pentingnya kampanye ini diantaranya :
1. Heteroginitas di lingkungan sekolah
Kondisi sekolah negeri dan sekolah umum lainnya terdiri dari siswa yang memiliki latar belakang agama yang beragam. Pendidikan Agama Islam akan diarahkan agar siswa memiliki pemahaman mengenai semangat toleransi dan moderat.
2. Idul Fitri sebagai momentum penghayatan moral agama Islam
Yang dimaksud dengan moral agama Islam adalah nilai-nilai dasar yang patut dimiliki oleh seluruh umat Islam. Nilai tersebut diantaranya, jujur, cinta sesama, saling memaafkan. Sehingga menjadi modal dasar dalam mewujudkan moderasi beragama.
Baca Juga: Sama-Sama Tampil di Coachella, Lisa BLACKPINK Kedapatan Nongkrong Bareng Rosalia