PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini sudah terjadi ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, Lebanon.
Ledakan diketahui berasal dari sebuah gudang yang ternyata menyimpan bahan bahan peldak amonium nitrat.
Hal itu justru memicu Pemerintah Indonesia untuk ikut memeriksa sistem pengamanan di 866 gudang penyimpan bahan peledak amonium nitrat yang juga tersebAr di beberapa wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Debut TREASURE Dinilai Mengesankan, 'BOY' Raup Jutaan Penonton Dalam Waktu Kurang dari 24 Jam
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengimbau agar jajaran Polda di seluruh Tanah Air segera memeriksanya.
Tujuannya sudah pasti agar kejadian yang sama seperti di Beirut tidak terjadi juga di Indonesia.
Instruksi tersebut dikeluarkan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan yang tercantum dalam Surat Telegram Kabaintelkam bernomor STR/1459/VIII/LOG.7.6.1./2020 yang ditujukan kepada para Kapolda serta Direktur Intelijen dan Keamanan (Dir Intelkam) Polda.
Baca Juga: Setelah Dicari-Cari, Pelaku Aksi Fetish Kain Jarik Berkedok Riset Akhirnya Berhasil Dibekuk Polisi
Menurut data dari instruksi tersebut, ada lima produsen bahan peledak yang memproduksi jenis amonium nitrat dan amonium nitrat fuel oil (ANFO), digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.