PR TASIKMALAYA - BBM atau bahan bakar minyak memang sangat berpengaruh bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kenaikan BBM baru-baru ini bukan hanya berdampak pada penggunaan masyarakat pada kendaraan saja.
Namun dampak kenaikan BBM bisa berpengaruh pada banyak hal, termasuk bahan pangan yang meningkat dan jadi beban bagi masyarakat.
Pengamat ekonomi yaitu Anthony Budiawan akhirnya menjelaskan mengapa kenaikan BBM menjadi beban bagi masyarakat hingga menagnggap bahwa pemerintah tidak mampu menghitung dengan benar.
Baca Juga: Tes Psikologi: Mana Warna Favoritmu? Ungkap Emosi hingga Sifat Pesimis Kepribadian Anda
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Refly Harun yang dibagikan pada 28 September 2022, Anthony Budiawan menjelaskan bahwa adanya ketidakadilan atas kenaikan BBM.
"Yang paling dirasakan tidak adil adalah kenaikan BBM ini hanya membuat kenaikan pendapatan pemerintah 31,74 triliun," ujarnya.
"Sangat kecil," sambungnya.
Anthony Budiawan menjelaskan, dampak baik yang diterima oleh pemerintah sangat kecil dan berbanding terbaik dengan akibat besar yang diterima oleh masyarakat.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Ayo Ketahui Rahasia Hubungan Anda Hanya dari Pelukan yang Diberikan Pada Pasangan
"Jadi harga BBM naik 10.000 dari 7.650 ke 10.000, lalu dari solar 5.150 menjadi 6.800 sampai akhir tahun ini cuma menerima 31,75 triliun," ucapnya.
"Dampaknya kepada rakyat, biaya sosialnya itu sangat luar biasa," sambungnya.
Menurut Anthony Budiawan bahwa terjadi biaya sosial yang membuat banyak orang turun ke jalan dan menentang kenaikan BBM.
"Kita lihat sampai sekarang, at least sampai kemarin," jelasnya.
Baca Juga: Deadpool 3 Resmi Diumumkan dan Wolverine Dipastikan Hadir
"Bahwa demo masih terjadi di mana-mana, ini biaya sosial," sambungnya.
Dituturkan oleh Anthony Budiawan, pemerintah tidak memberikan APBN kepada rakyat yang terdampak dan berpengaruh dalam kehidupan.
"Kita punya petani-petani ini hidupnya sengsara padahl kita mempunyai kenaikan komoditas 519 triliun dan APBN kita masih surplus 106 triliun sampai Januari sampai Juli," ungkapnya.
"Kenapa itu tidak dipakai, kepana itu tidak diberikan kepada rakyat-rakyat yang terdampak," sambungnya.
Anthony Budiawan menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya bisa menahan terlebih dahulu untuk tidak menaikan harga BBM.
"Kenapa itu tidak dipakai, kenapa itu tidak diberikan kepada rakyat-rakyat yang berdampak," ujarnya.
"Kenapa tidak dibuat bahwa harga BBM tetap dulu, jangan menambah beban rakyat," sambungnya.
Secara terang-terangan Anthony Budiawan menilai, pemerintah tidak mampu menghitung dengan benar nilai dari kenaikan BBM.
"Makannya saya bingung, kalau di film subsidi BBM bisa sampai 500 sampai 700 triliun itu gimana ngitungnya," jelasnya.
"Jadi ada 2, bahwa cara ngitungnya tidak bisa atau tidak mampu," pungkasnya.***