Di Tengah Pandemi Covid-19, Indonesia Ekspor Beras Premium Asal Cianjur ke Singapura

- 31 Maret 2020, 09:44 WIB
Ilustrasi beras.
Ilustrasi beras. //Pixabay


PIKIRAN RAKYAT - Di tengah kondisi wabah Covid-19 yang menyebar di Indonesia, sektor pertanian justru memberikan angin segar.

Sebanyak 20 ton beras premium Pandan Wangi asal Cianjur akan diekspor ke Singapura.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Asisten Manager PT Buyung Poetra Sembada, Fredi, selaku perusahaan eksportir mengatakan beras jenis Pandan Wangi Cianjur merupakan salah satu varietas yang digemari konsumen Singapura.

Baca Juga: 5 Biarawati asal Indonesia di Italia Positif Covid-19, KBRI Ungkap Perkembangannya

"Selain bertekstur pulen, beras Pandan Wangi Cianjur juga mengeluarkan aroma wangi alami ketika dimasak. Keunggulan komparatif ini membuat beras Pandan Wangi Indonesia memiliki market tersendiri di Singapura," kata Fredi.

Fredi mengungkapkan bahwa ekspor beras tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaannya.

Ekspor tersebut dilakukan dalam rangka mendukung Program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Ia juga berharap Pemerintah terus mendorong produktivitas beras Pandan Wangi Cianjur untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

Baca Juga: 7 Arahan Presiden Terbaru terkait Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia

Selain itu, Pemerintah diharapkan terus meningkatkan upaya promosi keunggulan beras Pandan Wangi Cianjur dibandingkan dengan beras serupa yang dihasilkan oleh negara-negara pesaing.

Meski memenuhi pasar ekspor, Kementerian Pertanian menjamin bahwa ketersediaan beras untuk konsumsi dalam negeri tetap terjaga.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatut Sumbogodjati, mengatakan bahwa pada masa panen ini diperkirakan produksi gabah kering giling (GKG) pada Maret 2020 mencapai 5,6 juta ton atau setara 3,19 juta ton beras.

Baca Juga: Informasi Hoaks Ancam Indonesia di Tengah Covid-19, Berikut 5 Tips Jitu Terhindar dari Berita Palsu

Sementara pada April 2020 menjadi masa puncak panen raya dengan perkiraan produksi GKG sekitar 8,83 juta ton atau setara dengan 5,03 juta ton beras.

Berdasarkan data perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan beras yang dilakukan oleh Badan Ketahahan Pangan Kementerian Pertanian, stok beras dinyatakan aman bahkan sampai dengan akhir Mei 2020 masih surplus sekitar 7,77 juta ton.

"Perkiraan surplus untuk komoditas padi juga memberikan angin segar bagi eksportir beras," kata Gatut.

Baca Juga: Terkait Hasil Test Swab PDP Meninggal Dunia, Pemkab Tasikmalaya Dinilai Lamban Beri Kejelasan

Gatut mengatakan bahwa selain upaya peningkatan ekspor beras khusus, Pemerintah juga tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing beras umum di pasar intenasional, salah satunya adalah penggunaan mekanisasi pertanian untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi.

Penggunaan mekanisasi pertanian pada saat panen padi selain menurunkan biaya produksi dan memperbaiki kualitas Gabah Kering Panen (GKP) yang dihasilkan juga salah satu upaya untuk meminimalisasi interaksi pekerja untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x