Network
PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengabarkan bahwa WNI ABK Diamond Princess dijemput dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airbus 330.
Berkaitan dengan virus corona, sebanyak 69 WNI yang merupakan anak buah kapal Diamond Princess yang tertahan di Yokohama, Jepang, akan segera dipulangkan ke Indonesia.
Proses pemulangan ke Indonesia dilakukan terhadap para WNI ABK yang telah dikarantina selama dua pekan lebih.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Rilis Enam Kota Terinfeksi Virus Corona di Indonesia, Salah Satunya Bali, Cek Fakta Sebenarnya
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Kantor Berita Antara, WNI akan turun satu per satu dari kapal untuk diukur suhu tubunta setelah makan siang yang dikirimkan KBRI Tokyo.
Berdasarkan Protokol Kesehatan Indonesia, mereka yang suhu tubuhnya lebih panas dari angka yang ditetapkan maka akan diminta kembali ke kapal.
Sebanyak 69 WNI ABK kapal Diamond Princess telah meninggalkan kapal menggunakan bus untuk segera pulang ke Indonesia.
Rencananya mereka akan mengunakan pesawat Garuda Indonesia yang telah dikirimkan oleh Pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Bentuk Kecintaannya terhadap Persib, Bobotoh Persembahkan Nyanyian Baru di Pertandingan Liga 1 2020
Pesawat tersebut akan berangkat dari Bandara Haneda, Tokyo, dan diperkirakan akan tiba di Bandara Kertajati, Jawa Barat sebelum tengah malam.
Setelah sampai, WNI akan dibawa ke pelabuhan PLTU Indramayu untuk menuju Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu yang merupakan lokasi observasi.
Observasi yang dilakukan di Pulau Sebaru Kecil mencakup pemeriksaan kesehatan rutin.
Pemulangan WNI dari Kapal Diamond Princess ini merupakan evakuasi tahap ketiga yang dilaksanakan atas perintah Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Tolak Penggalangan Dana Rp 10 Milyar, Keluarga Quaden Bayles Minta Uang Donasi Disumbangkan ke Pihak yang Lebih Membutuhkan
Evakuasi ini bertujuan untuk menyelamatkan dan melindungi WNI dari penularan virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Proses pemulangan ini didukung sepenuhnya oleh Kementerian Luar Negeri Jepang serta petugas kesehatan jepang.
Mereka dibantu oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan KBRI Tokyo.***
