Baca Juga: Setelah 18 Tahun Ditanam, Tasikmalaya Akhirnya Bisa Panen Buah Kurma
“Sehingga kalangan swasta nasional dan berbagai negara yang ingin bekerja sama dan sudah memiliki keinginan besar kita bisa memberikan penjelasan secara jelas dan gamblang dimana mereka akan terlibat, di wilayah yang mana,” ujar Presiden.
Seperti yang dilansir artikel PikiranRakyat-Tasikmaya sebelumnya, Presiden RI menerima berbagai kunjunga dari negara-negara sahabat seperti Australia, Arab Saudi dan Singapura beberapa waktu yang lalu.
Wacana kerja sama yang santer terdengar, masih terkait tatanan pembanguna ibu kota baru, seperti rencana adopsi tata kota Ibu Kota Canberra, menjadi tata kota Kalimatan.
Baca Juga: Mengarah ke Pembunuhan, Hasil Autopsi Jadi Bukti Kuat Polisi Nyatakan Kematian Siswi Delis Bukan Kecelakaan
Kemudian untuk Arab Saudi, mereka berkomitmen mengoptimalkan investasi di Indonesia, setelah sebelumnya terjadi penurunan investasi dari Tiongkok dan Amerika.
Sebelumnya konsep pembangunan kota cerdas di Indonesia, sudah dimulai sejak tahun 2015 lalu, dengan menargetkan terpenuhinya standar pelayanan minimal kota-kota di Indonesia.
Seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya dari situs resmi Kementerian PUPR, pada tahun 2015 telah menyusun masterplan 35 wilayah pengembangan strategis (WPS) di Indonesia termasuk didalamnya kota cerdas berkelanjutan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Kamis 27 Februari 2020: Cibeureum dan Cikalong Diguyur Hujan hingga Malam
Kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi memiliki delapan Indikator yaitu development planning, smartgreen open space, smart transportation, smart waste management, smart building dan smart enegrgy.
Pengalaman Korea Selatan dalam mengembangkan smart city sejak tahun 2000, dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia.
Hingga saat ini salah satu upaya pemerintah dalam menjawab masalah perkotaan adalah dengan memenuhi kebutuhan terhadap pelayanan infrastruktur, infrastruktur dasar pemukiman masuk kedalamnya.***