PIKIRAN RAKYAT - Beberapa waktu belakangan ini beredar informasi di media sosial tentang seorang anak kecil yang diklaim sebagai korban penculikan, dengan perut yang sudah dijahit.
Informasi tersebut diunggah oleh akun Facebook Fatma Herawati Mungkur yang berupa video dan foto.
"Korban penculikan, dikira tenggelam di sungai, jadi goyang badannya, setelah dibuka bajunya, ternyata sudah dijahit semua perutnya." tulis aku tersebut dalam kterangan unggahan.
Kemudian kabar berita menjadi tersebar melalui pesan berantai di Whatsapp yang mengatakan bahwa penculikan anak tersebut terjadi di daerah Aluh-aluh Banjar, Kalimantan Selatan.
Informasi mengenai anak yang merupakan korban penculikan tersebut merupakan disinformasi atau informasi yang salah yang mebuat masyarakat termakan begitu saja dengan isu hoaks tersebut.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun instagram @turnbackhoaxid, anak itu meninggal karena tenggelam setelah terjatuh dari rumahnya yang berada di atas air.
Mengenai jahitan di tubuh korban, hal tersebut merupakan jahitan post-mortem dari rumah sakit.
Post-mortem merupakan tindakan pemeriksaan keseluruhan untuk memperoleh juga mencatat data lengkap mengenai penyebab kematian seseorang.
Kemudian, peristiwa tersebut sebenarnya tidak terjadi di Indonesia, melainkan di Kampung Titian, Tawau, Sabah, Malaysia.
Dikutip dari website resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, Pihak kepolisian Banjarbaru, Kalimantan Selatan, telah mengkonfirmasi bahwa informasi tersebut adalah hoaks dan salah.***