Kembali Soroti Bom di Makassar, Jokowi: Tindakan yang Lahir dari Cara Pandang Keliru

- 8 April 2021, 15:50 WIB
Presiden Jokowi kembali menyoroti bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, dan menyebut jika insiden itu lahir dari cara pandang keliru.*
Presiden Jokowi kembali menyoroti bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, dan menyebut jika insiden itu lahir dari cara pandang keliru.* /Dok. Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden
PR TASIKMALAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan pernyataan terkait insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar beberapa waktu lalu.
 
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pembukaaan Musyawarah Nasional serta Musyawarah Nasional Alim Ulama PKB di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis 8 April 2021, siang tadi.
 
"Pada saat ini kita bekerja keras menangani pandemi, dan kita dikejutkan oleh tindakan kekerasan yaitu terorisme," ujar Jokowi dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com melalui Youtube Sekretariat Kabinet, 8 April 2021.
 
 
Jokowi mengungkapkan, tindakan terosisme terlahir akibat cara pandang yang keliru dan juga bertolak belakang dengan norma-norma keagamaan.
 
Menurutnya, terosisme bahkan termasuk kejahatan yang sangat besar dan berdampak mengancam kerukunan bangsa dan negara.
 
"Tindakan yang lahir dari cara pandang yang keliru, dari paham yang salah, yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama, jelas-jelas merupakan kejahatan besar terhadap kemanusiaan yang mengancam kerukunan kita dalam berbangsa dan bernegara," sambungnya.
 
 
Lebih lanjut, Jokowi menyebut, PKB sebagai partai yang Ahlusunnah wal Jamaah, tidak akan lengah untuk meneruskan nilai-nilai moderat, nilai-nilai tentang moderasi, nilai-nilai keseimbangan tasawuf.
 
Lalu, menurutnya, menyebarkan moderasi beragama dan menjujung kaidah toleransi serta kerukunan sesama warga Indonesia.
 
"Sehingga radikalisme terorisme tidak ada lagi di negara yang kita cintai ini Indonesia," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
 
 
Pemerintah akan terus berkomitmen agar selalu menyalakan moderasi dalam beragama di dalam kehidupan bermasyarakat.
 
Jokowi menjelaskan, toleransi merupakan bagian yang sangat intim di dalam moderasi beragama, eksklusivitas dan juga ketertutupan jelas yang tidak sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika.
 
"Dalam hal ini sikap pemerintah tegas tidak akan berkompromi terhadap tindakan intoleransi yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
 
 
Jokowi mengatakan, sejak awal terlihat jelas bahwa NU dan PKB mempunyai konsistensi mengikuti Syekh Kyai Haji Hasyim Asy'ari dan juga para masyaikh, yang disebutkan bahwa agama serta nasionalisme tidak pernah bertentangan.
 
Akan tetapi. justru saling membutuhkan satu sama lain.
 
"Saya percaya PKB hari ini, kedepan dan seterusnya akan terus mewarisi semangat para ulama dan masyaikh dan terus memperkuat pondasi keagamaan dan kebangsaan untuk mewujudkan baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur," lanjutnya.
 
 
Jokowi memiliki harapan terhadap kader-kader PKB yang sudah ada di lembaga legislatif, eksekutif, tingkat pusat atau bahkan di daerah.
 
PKB akan terus memberi inovasi memanfaatkan ilmu pengetahuan dan juga teknologi dalam pengembangan tata kelola politik serta pemerintahan yang baik serta akuntabel dalam menjalankan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
 
"Hal ini menjadi bagian dari ikhtiar kita bersama untuk memberikan kemanfaatan seluas-luasnya untuk umat, untuk rakyat serta untuk bangsa dan negara Indonesia dan juga untuk kemanusiaan," tandas Jokowi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: YouTube Sekertariat Presiden


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x