“Agustus 2011, kemungkinan besar akibat Operasi Sajadah itu, Moeldoko dicopot dari Pangdam Siliwangi. Tak sampai setahun dia memimpin TNI di Jawa Barat,” ungkap Rachland Nashidik.
Berikutnya, tahun 2013 menurut Rachland Nashidik, berkat jasa Jenderal Pramono Edhie Prabowo, Moeldoko diberi maaf oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Baru pada 2013, konon atas jasa Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Moeldoko diberi maaf SBY dan diangkat jadi Kepala Staf Angkatan Darat,” ujar Rachland Nashidik.
Rachland Nashidik berpendapat, pada waktu itu SBY sangat terpukul karena karir yang dibangun Moeldoko, harusnya berakhir akibat Operasi Sajadah.
“Bisa dimaklumi, SBY begitu terpukul. Karir Moeldoko harusnya tamat akibat Operasi Sajadah. Dia dicopot dari Pangdam Siliwangi dan dua tahun diparkir,” tutur Rachland Nashidik.
Namun, berkat jasa Jenderal Pramono Edhie, SBY memberikan Moeldoko kesempatan kedua dengan cara mengangkatnya menjadi KSAD dan panglima TNI.
“Atas jasa Jenderal Pramono Edhie, SBY memberinya second chance, mengangkat jenderal tak kenal budi ini jadi KSAD dan Panglima TNI,” ujar Rachland Nashidik.
Moeldoko, dulu Pangdam Siliwangi, diduga bertanggungjawab atas "Operasi Sajadah", 2011. Tentara dibawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan, pengikut Ahmadiyah di Cikeusik berpindah keyakinan. Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinekaan? Dia bukan jenderal kanan?— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) March 29, 2021