PR TASIKMALAYA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie soroti jumlah kematian di Amerika Serikat (AS) akibat Covid-19.
Jimly Asshidiqie mengatakan bahwa di negara yang menerapkan sistem demokrasi seperti AS, untuk dapat mengendalikan mobilitas disiplin masyarakatnya akan semakin sulit.
Hal itu karena masyarakat sudah terbiasa dengan kebebasan yang ada di dalam demokrasi, sehingga dampaknya korban akibat Covid-19 semakin banyak di AS.
Baca Juga: Kapolri Sebut Tersangka UU ITE Tak Perlu Ditahan, Muannas Alaidid: Tak Berlaku untuk Radikalisme
Terkait kesulitan tersebut, disampaikan Jimly Asshiddiqie melalui cuitan di akun Twitter miliknya pada Selasa, 23 Februari 2021.
“Di AS sudah tembus 500.000 orang meninggal karena Covid-19,” cuit Jimly Asshiddiqie, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @JimlyAs.
Di AS sudah tembus 500.000 orang meninggal karena covid-19. Makin orang terbiasa dg kebebasan dlm demokrasi, makin susah mengendalikan mobilitas manusia utk berdisiplin, maka korban jadi bnyak. Ini pelajaran bagi semua utk self-restraint & brdisiplin dg urusan kesehatan brsama. https://t.co/svVfPZBACc— Jimly Asshiddiqie (@JimlyAs) February 23, 2021
“Makin orang terbiasa dengan kebebasan dalam demokrasi, makin susah mengendalikan mobilitas manusia untuk berdisiplin , maka korban jadi banyak,” sambungnya.
Jimly Asshiddiqie pun mengingatkan masyarakat Indonesia yang juga menerapkan sistem demokrasi dalam bernegara agar hal tersebut menjadi pelajaran.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Rocky Gerung Diseret Paksa Polri ke Penjara? Inilah Faktanya