Jokowi Menilai Sosialisasi Terkait Vaksinasi Covid-19 di Masyarakat Masih Kurang

- 21 Februari 2021, 09:43 WIB
Presiden Jokowi jadi orang pertama di Indonesia yang divaksin.
Presiden Jokowi jadi orang pertama di Indonesia yang divaksin. /Setgab

PR TASIKMALAYA - Sosialisasi mengenai vaksinasi Covid-19 di tengah masyarakat saat ini dinilai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih kurang.

"Betul sosialisasi (vaksinasi Covid-19) itu kurang, paling penting memang kesadaran dan memang tidak ingin sanksi ini kita tonjol-tonjolkan," ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka seperti dilansir Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari channel Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu, 20 Februari 2021.

Jokowi menambahkan bahwa orang cenderung ditakut-takuti terlebih dahulu agar mau melakukan vaksinasi Covid-19, yang mana hal ini bukanlah seperti yang diinginkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Dewi Tanjung Sentil Novel Baswedan Soal ‘Tahanan Mati Di Ruang Tahanan’: Ingat Perbuatan Kau!

Pemerintah sendiri menginginkan agar masyarakat mau melakukan vaksinasi Covid-19 dengan kesadaran dirinya sendiri, dan bukan karena ditakuti.

"Itu namanya kan orang disuruh vaksin tapi ditakut-takuti. Saya kira tidak seperti itu yang kita inginkan. Kesadaran yang baik saya kira yang diperlukan," ungkap Presiden Jokowi. 

Presiden Jokowi juga turut mencontohkan pengalamannya saat melihat vaksinasi massal untuk para pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, pada Rabu, 17 Februari 2021.

Baca Juga: Anies Baswedan Dibully, Mustofa Nahrawardaya Sebut Ada yang Janji Setelah Jadi Presiden Atasi Banjir!

"Ini memang kurang sosialisasi, jadi yang dulunya dia (pedagang) tidak mau tapi tidak tahu bagaimana akhirnya terbawa duduk kursi yang disediakan karena kita melakukannya di lokasi. Jadi itu (lokasi) mempengaruhi sekali, suntikan di lokasi itu saya kira penting," jelasnya.

Selain itu, menurut Presiden Jokowi, pedagang di pasar juga dipengaruhi temannya apakah vaksinasi Covid-19 tersebut menyakitkan atau biasa saja.

"Kalau saya lihat setelah 1-2 orang disuntik, kemudian melewati temannya (ditanya) 'bagaimana?', 'tidak apa-apa', oh ya tidak apa-apa. Jadi memang berkaitan dengan sosialisasi baru hanya menjelaskan vaksin aman dan halal, ternyata dari yang kita lakukan ke pedagang pasar dari 10 pedagang yang kita tanya, yang mau divaksin hanya 3, yang 7 tidak mau," ungkap Presiden.

Baca Juga: Dukung Berantas Korupsi PT ASABRI, Fahri Hamzah: Kejaksaan RI Bekerja dalam Senyap Usut Mega Skandal Korupsi

Presiden Jokowi juga menuturkan bahwa bila ada 1-2 orang pedagang yang sudah berani divaksin, akhirnya yang lain pun baru berani mengikuti.

"Tapi saya lihat tadi, waktu di Tanah Abang, semuanya berbondong-bondong karena begitu yang satu berani, yang kedua berani, ketiga berani, yang lain mengikuti, ya bagus begitu, jadi ini mungkin kurang sosialisasi," ungkapnya.

Presiden Jokowi meyakini jika sosialisasi dari mulut ke mulut mengenai vaksinasi Covid-19 juga diperlukan.

Baca Juga: Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta Terpilih Gibran-Teguh akan Dilantik Pekan Depan, Acara Digelar Virtual

"Saya kira kampanye dari mulut ke mulut akan muncul menurut saya, karena kita jelaskan di medsos mereka tidak buka medsos, kita jelaskan di TV, mereka pas tidak lihat tv, ini sulit kadang-kadang," kata Presiden Jokowi.

Untuk ke depannya, Jokowi menuturkan bahwa pemerintah tetap menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap 182 juta orang dan sudah mengantongi komitmen terkait pengadaan 426 juta vaksin. ***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x