Singgung Penyebab Banjir di Indonesia, Hermanto: Eksplorasi Hutan Berlebihan

- 24 Januari 2021, 10:37 WIB
Ilustrasi banjir yang melanda sejumlah daerah.
Ilustrasi banjir yang melanda sejumlah daerah. /PIXABAY/Hans

PR TASIKMALAYA - Politisi PKS Hermanto menyoroti adanya aktivitas eksplorasi dan perambahan hutan yang berlebihan.

Hal itu bisa berkontribusi terhadap beragam bencana di Indonesia seperti banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan.

Hermanto menegaskan, akar dari permasalahan ini adalah perbuatan pribadi atau korporasi yang tidak bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya, tetapi ingin menikmati hak-hak yang dimiliki.

Baca Juga: 5 Cerita Menarik Member BTS, Jimin dan Jungkook Berpelukan di Tengah Hujan

"Kalau kita tidak memperhatikan bagaimana menjaga lingkungan, hal ini bisa menyebabkan eksplorasi hutan yang berlebih-lebihan yang mengakibatkan terjadinya longsor dan banjir," kata Hermanto sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Selain itu, Hermanto juga menyinggung soal adanya kepemilikan lahan di hutan yang sangat eksploratif dengan penguasaan yang sangat luas.

Menurutnya, hal tersebut menjadi penyebab adanya eksplorasi sedemikian rupa, yang pada akhirnya mengakibatkan eskalasi deforestasi dan mencari manfaat untuk kepentingan korporasi tanpa melakukan reklamasi (reboisasi).

Baca Juga: Budi Gunadi Gunakan Data KPU untuk Vaksin, Rocky Gerung Sebut Data Depkes Amburadul

Hermanto mengungkapkan, sangat penting untuk membuat kebijakan dan penjelasan yang mendalam mengenai sebab terjadinya peristiwa banjir yang terjadi di berbagai daerah, terutama di wilayah Kalimantan.

"Kita harus melihat sebabnya apa, inilah yang seharusnya kita dalami sehingga informasi terkait faktor, variabel, kendala, dan solusi banjir ini dapat diidentifikasi," sambungnya.

Menurutnya, persoalan bencana ini sangat multidimensi, aspeknya sangat besar dan luas sehingga tidak bisa dihadapi dengan cara-cara yang reaktif serta harus ada sebuah kebijakan yang komprehensif.

Baca Juga: Isu Taliban 'Dijual' di KPK, Febri Diansyah: Dugaan Saya Novel Baswedan akan Diserang

Hermanto mengingatkan pemerintah untuk mengajak rakyat melakukan penanaman kembali pada hutan dan daerah aliran sungai.

Serta mengingatkan untuk tidak membuat bangunan-bangunan pada pinggir sungai serta tebing yang dapat menyebabkan banjir terulang lagi.

Diberitakan sebelumnya, penyempitan kawasan hutan telah meningkatkan risiko banjir di Kalimantan Selatan menurut hasil analisis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengenai penyebab banjir yang melanda wilayah provinsi itu pada 12-13 Januari 2021.

Baca Juga: Habib Rizieq Dilaporkan PTPN soal Lahan Megamendung, Ferdinand Hutahaean Beri Komentar Pedas

Analisis LAPAN menunjukkan adanya kontribusi penyusutan hutan 10 tahun terakhir terhadap peningkatan risiko banjir di wilayah Kalimantan Selatan.

Data tutupan lahan menunjukkan bahwa dari tahun 2010 sampai 2020 terjadi penyusutan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar masing-masing 13 ribu hektare (ha), 116 ribu ha, 146 ribu ha, dan 47 ribu ha di Kalimantan Selatan.

Sedangkan area perkebunan di wilayah itu menurut data perubahan tutupan lahan luasnya bertambah hingga 219 ribu ha.

Baca Juga: Soal Siswi Nonmuslim Dipaksa Berjilbab, Husin Shihab Minta Nadiem Makarim Turun Tangan

"Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN, M Rokhis Khomaruddin.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x