PR TASIKMALAYA - Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Henry Subiakto menyoroti berita yang tengah menjadi perbincangan hangat saat ini.
Henry sebelumnya menanggapi soal pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab yang dilakukan oleh beberapa anggota TNI.
Ia menyebut ada beberapa pihak yang mempertanyakan tugas TNI soal pencopotan baliho bergambar Imam Besar FPI tersebut.
Baca Juga: Sebut Pemerintah Bertindak Diskriminatif, Fadli Zon: HRS Harusnya Dirangkul
Namun, ia menjelaskan jika secara hukum TNI membantu tugas Pemerintah Daerah, di mana diketahui Satpol PP kesulitan menurukan baliho tersebut.
Ada yg pertanyakan tugas TNI saat menyingkirkan alat2 propaganda yg berupaya merongrong negara & memecah belah bangsa. Scr hukum TNI punya tugas bantu Pemda. Saat Satpol PP tdk berani nurunkan baleho krn diancam, dan dinaikkan lg, mk TNI layak turun menunjukkan kehadiran negara. pic.twitter.com/Yp9piD61kj— Henry Subiakto (@henrysubiakto) November 22, 2020
Henry menilai, tindakan tersebut diambil bahwa operasi militer selain perang adalah membantu tugas pemerintah daerah dan membuktikan kehadiran negara.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga itu pun menyebut jika TNI-Polri berusahan 'menyingkirkan' propaganda pemecah belah bangsa.
Kehadiran TNI Polri “menyingkirkan” propaganda pemecah belah bangsa di tengah rakyat yg resah krn provokasi dan arogansi kelompok radikal adalah suatu tindakan yg menenteramkan hati rakyat. Ini sinyal soliditas dan komitmen aparat negara thd pemerintah yg sah.— Henry Subiakto (@henrysubiakto) November 20, 2020
Baca Juga: Bawa Berita Baik, Luhut sebut AS Tawarkan Bantuan Pengadaan Vaksin Covid-19
Kini, Henry menegaskan kepada siapapun untuk bergerak melawan gerakan penyebaran kebencian dan provoksi demi keutuhan NKRI.
"Siapapun yg memiliki hati nurani dan kecintaan thd negeri ini, tdk boleh diam ketika ruang2 komunikasi banyak diwarnai oleh gerakan propaganda penyebaran kebencian, hoax, dan provokasi yg membahayakan NKRI," cuit Henry.