Tanggapi Istilah Kadrun dan Cebong, Sudjiwo Tedjo: Lebih Bahaya dari Ujaran Kebencian

- 24 November 2020, 15:26 WIB
Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari pencopotan baliho Habib Rizieq oleh TNI.
Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari pencopotan baliho Habib Rizieq oleh TNI. /twitter.com/@sudjiwotedjo

PR TASIKMALAYA -  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih menjadi buah bibir para netizen di berbagai sosial media sejak beberapa bulan terakhir.

Ramainya perbincangan tersebut, tentunya tak lepas dari komentar serta tanggapan pro dan kontra berbagai pihak, tak terkecuali para politisi dan pemerintah pusat.

Beberapa waktu lalu, nama Anies Baswedan kembali ramai diperbincangkan usai sederet kegiatan yang menimbulkan kerumunan di DKI Jakarta.

Baca Juga: Kritik Tindakan Pangdam Jaya, Fadli Zon: akan Dikenang sebagai #TheBalihoWar

Berbagai kegiatan tersebut diduga telah menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19, karena para pihak yang hadir diketahui mengabaikan protokol kesehatan.

Dengan adanya kejadian tersebut, bahkan beberapa waktu lalu beberapa pihak telah menggaungkan tagar pencopotan jabatan Anies Baswedan.

Anies dinilai tidak bertanggungjawab atas apa yang terjadi di wilayah kepemimpinanya beberapa kali.

Baca Juga: FPI Diancam Dibubarkan, HRS: Saya Bentuk Lagi FPI yang Pimpin Sama, Kerjaan Sama

Salah satu tokoh yang paling aktif melakukan kritik hingga meminta Anies Baswedan untuk dicopot dari jabatannya adalah mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean.

Lewat cuitan di akun Twitter pribadinya, Ferdinand kerap melontarkan sindiran keras yang diduga ditujukan kepada Anies Baswedan baik secara langsung maupun secara tersirat.

Nampak, Ferdinand mengomentari salah satu cuitan yang mengaitkan kata-kata 'Gabener Kadrun', yang diduga diduga ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun Didiskon Jokowi, Ernest: Tindakan Nyata Utamakan Kesehatan di Atas Perekonomian

Hal ini terungkap dari pose foto yang diunggah mirip dengan foto Anies Baswedan yang sedang memebaca buku “How Democrasies Die” beberapa waktu lalu.

Sementara itu, seolah menunjukkan respon berbeda, dalam hal penggunaan nama ‘Gubernur
Kadrun’, budayawan Sudjiwo Tedjo menilai, panggilan tersebut menjadi salah satu hal yang berbahaya bahkan lebih bahaya dari ujaran kebencian.

“Mencap Kadrun/Cebong/dll sama bahayanya bahkan lebih ketimbang mengujar kebencian spt divoniskan ke JRX.

Baca Juga: Joe Biden Calonkan Fed Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan

"Dampak cap pengkubuan itu bisa lintas batas periode jabatan penguasa yg memanfaatkan cap2 tersebut utk kepentingannya sesaat. Di rek mungkin cair, tp dampaknya panjang Cuk," cuit Sudjiwo Tedjo.

Sebelumnya, ia juga diketahui menyampaikan pendapat serta pandangannya terhadap isu nasional yang saat ini sedang ramai diperbincangkan.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3 Twitter @sudjiwotedjo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x