Sakit Hati Merasa Direndahkan, Seorang Pria Tikam Imam Mushalla

24 Mei 2024, 16:49 WIB
Ilustrasi - Pembunuhan /Dok: Antara/

PR TASIKMALAYA - Pelaku penikaman yaitu seorang pria yang berinisial MGS (24) alias Gilang telah menghabisi nyawa imam mushalla yang berinisial MS (72).

MGS menghabisi nyawa korban dengan cara ditusuk. Kejadian tersebut terjadi di di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Pelaku melakukan aksi sadisnya tersebut karena memiliki dendam kepada imam mushalla itu.

"Motifnya dendam atau sakit hati karena pelaku pernah diperlukan tak enak atau direndahkan," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi dalam keterangannya di Jakarta, pada hari Jumat, dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan jika ternyata pelaku yang berinisial MGS tersebut sempat menaruh perasaan kepada cucu korban, yaitu AS yang berinisial A.

Baca Juga: JAM RILIS Chief Detective 1958 Episode 5 di Disney Plus: Setelah Kasus Bayi, Young Han Hadapi Kasus Pembunuhan

Dua tahun yang lalu, MGS dan A bekerja di tempat yang sama. A bekerja di Bank Emas yang ada di Pasar Kedoya sedangkan MGS, bekerja sebagai sekuriti di pasar tersebut.

"Pelaku (sempat) datang berkunjung ke rumah A yang juga rumah korban. Namun, saat itu, pelaku mendapatkan sambutan ataupun perlakuan yang kurang baik dan menurut pelaku terkesan seperti direndahkan," ujarnya.

Pelaku menganggap bahwa sambutan yang korban berikan terkesan seperti merendahkan dirinya, dan juga mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari korban.

Atas buntut dari perlakuan tersebut, pelaku merasa sakit hati semenjak dua tahun yang lalu, dan pelaku pun berencana untuk melampiaskan dendamnya itu dengan membunuh korban yaitu MS.

"Namun, dilaksanakan pada Kamis, 16 Mei 2024, dengan alasan supaya orang-orang yang ada di sekitar rumah korban tidak mengetahui ataupun lupa dengan wajah ataupun identitas pelaku," tuturnya.

Pelaku menganggap perlakuan MS itu kurang baik, selain mendapatkan perlakuan yang kurang baik itu, pelaku pun merasa semakin sakit hati dan kecewa, karena A, cucu korban, sudah mempunyai pasangan atau kekasih yang membuat pelaku semakin dendam.

Baca Juga: Sinopsis Film Vina: Sebelum 7 Hari, Terinsipirasi dari Kisah Nyata Pembunuhan Tragis Sepasang Kekasih

Lebih lanjut, pelaku sebelum melakukan aksi kejinya itu, telah melakukan observasi di sekitaran rumah korban yang memakan waktu mencapai satu minggu sebelum dirinya melakukan aksi pembunuhan tersebut.

"Jadi seminggu sebelum melakukan aksinya, pelaku melakukan observasi. (Pelaku) Datang bolak-balik ke TKP (tempat kejadian perkara) untuk memantau situasi, " ucapnya.

Selain itupun, polisi juga memberikan penegasan bahwa tindak pidana pembunuhan keji tersebut tidak didasari atas perbedaan motif suku, ras, agama dan antargolongan (SARA).

"Nah, dengan adanya motif ini dapat juga kita sampaikan bahwa terjawab bahwa motif tidak ada kaitan dengan unsur SARA, murni urusan pribadi, itu dendam pelaku terhadap korban," jelasnya.

Pada sebelumnya, MS ditemukan tewas bersimbah darah karena ditikam oleh MGS di tempat wudhu Mushalla Uswatun Hasanah, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada hari Kamis (16/5) sekitar pukul 04.30 WIB.

Seminggu setelahnya, MGS kemudian ditangkap petugas kepolisian pada Kamis, 23 Mei 2024 malam di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Petugas terpaksa harus melepaskan tembakan di bagian kaki pelaku, karena pelaku tidak bersikap kooperatif dan sempat melakukan perlawanan saat ingin ditangkap.*** (Aldi Fitara Aldiansyah Noor)

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler