PR TASIKMALAYA – Beredar kabar bahwa PT Pelni member cap radikal kepada sederet nama-nama ustad.
Hal tersebut diberitakan karena PT Pelni membatalkan kajian di Bulan Ramadan.
Berita tersebut ramai ditanggapi oleh masyarakat. Bahkan, PT Pelni dicap fobia Islam.
Baca Juga: Atta Halilintar Belajar Cara Bertahan di Industri Hiburan ke Sule, Ternyata Ini Kuncinya!
Kabar yang beredar tersebut ditanggapi serius oleh Irma Chaniago selaku Komisaris PT Pelindo I.
Menurut Irma Chaniago, PT Pelni tidak pernah menyatakan bahwa ustad-ustad tersebut radikal.
“BUMN tidak pernah juga melarang pengajian di masjid-masjid, itu tidak ada, itu hoax dan bohong, itu fitnah,” ujar Irma Chaniago seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube tvOneNews yang diunggah pada Selasa, 13 April 2021.
Irma Chaniago menegaskan, BUMN di bawah Erick Thohir, justru mengadakan kerjasama dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk mengadakan kajian-kajian keagamaan, dan lain sebagainya.
“Karena BUMN hari ini punya tag line ‘akhlak’. Pak Erick memerintahkan kepada seluruh BUMN untuk memperbaiki musola agar bisa dipergunakan oleh semua, agar bisa digunakan untuk kajian-kajian di semua musola BUMN,” tegas Irma Chaniago.
Adapun penonaktifan salah satu pejabat (PT Pelni), itu merupakan masalah internal. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan dibatalkannya kajian di Bulan Ramadhan.
“Harus dibedakan!,” kata Irma Chaniago.
Irma Chaniago kemudian mengatakan, bahwa berita yang beredar jangan digoreng menjadi satu kasus. Ditambah lagi, saat ini merupakan Bulan Ramadan.
“Jangan digoreng menjadi satu kasus, itu tidak pantas. Apalagi ini saat Bulan Ramadan. Alangkah baiknya kalau ada permasalahan mustinya tabayyun,” imbau Irma Chaniago.
Baca Juga: Nadya Mustika Rahayu Melahirkan, Rizki DA Ungkap Arti Nama Anak Pertamanya
Irma Chaniago menekankan, jika PT Pelni dikabarkan mengatakan ada ustad yang radikal, itu sebenarnya tidak ada. Murni hanya karena miskomunikasi internal saja.
“Miskomunikasi antara penyelenggara dengan direksi, terkait dengan nama-nama yang akan mengisi ceramah. Itu yang terjadi,” jelas Irma Chaniago.
“Teman-teman yang menjadi penyelenggara ini, tidak melakukan komunikasi dan koordinasi lebih dulu dengan direksi. Sehingga tiba-tiba sudah diviralkan. Akhirnya timbul masalah, yang menjadi salah ketika diviralkan,” sambung Irma Chaniago.
BUMN, khususnya PT Pelni menurut Irma Chaniago memiliki komitmen dengan NU dan Muhammadiyah untuk bisa mengisi ceramah-ceramah dan pengajian di BUMN.
“Narasi yang disampaikan ke publik itu keliru,” pungkasnya.***